Senin, 14 Januari 2019

Why we should give you BlackPink ticket

Aku adalah seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang sederhana, mempunyai 2 ibu dan satu Ayah. Anak tunggal, yang kesepian. yang merasa berbeda dengan anak lainnya. Awalnya aku merasa telah jatuh, begitu sulit hidup seperti ini, apa yang membuat ku semangat sampai hari ini adalah.. Kpop.


Sudah dari kelas 6 SD aku menyukai aliran musik di negara gingseng tersebut. Memberikan energi semangat pada lirik dan dance nya, membuat ku bisa melupakan kejadian yang membuat ku sedih dan semeraut, walaupun aku hanya menyaksikan mereka dari layar ponsel ku. aku berkeingan sekali untuk bertemu dengan salah satu idol kesuakaan ku. Snsd, Bts, Gfriend, and Black Pink. Semua nya sulit, walaupun aku telah berkerja sekarang, aku belum bisa memenuhi keingan ku yg satu ini. Karna aku harus membiyayai kuliah ku sendiri.


Bulan ini, sudah berhasil kulewati UAS dengan baik, aku harap liburan UAS ku dapat rejeki dari revu untuk menonton idol penyemangat ku secara langsung di Jakarta nanti ♡♡ aku penuh harap sekali, aku kangen banget ingin melihat secara langsung. Give me please

TIKETGRATISBLACKPINKREVU

Jumat, 18 Desember 2015

Funfiction Boyfriend My Lady Chapter 8

Annyeong befideul.. haduh Jeongmal Mianhae, Gara-gara kepotong UAS alur nya lupa >_< . Tapi untungnya imajinasi nya terhubung kembali dan Rikha bisa melanjutkan Alur nya hihi.. Ya udh pidato nya sekian dulu. Silahkan baca ;)

"My Lady"

Chapter 8

*Cast 

-Jo KwangMin

-Jo HyunMin

-No Minwoo

-Kim Donghyun

-Lee Jeongmin

-Shin Hyunseong

-You as Jung Hyo Bin

-Park Ah Byul

-Kim Jungkook

Rating = 13 th

Genre = Comedy,Romance,           Konflik.


"Tetaplah di belakang ku, kau akan aman! Aku mohon kali ini kau jangan menolak. Tetaplah bersama ku, biarkan kan aku melindungi mu, Jung Hyo Bin". KwangMin menarik tangan Hyo Bin agar Hyo Bin mendekat ke pelukan nya.

"Lepaskan!". Ucap Hyo Bin, tapi tubuh nya tidak memberontak. Rasanya tubuh nya nyaman berada di pelukan KwangMin. Air mata Hyo Bin menetes, entah lah apakah itu air mata kesedihan atau kebahagiaan karena seseorang ingin melindungi nya.

Tanpa mereka sadari Kim Joyoung sekretaris Tuan Jo memvidiokan mereka, untuk di berikan pada Tuan Jo.

My Lady
Chapter 8

Aku ingin seperti duri di tangkai bunga mawar itu, Aku ingin melindungi bunga itu, agar siapapun tidak dapat mengambil nya, aku tidak akan segan-segan melukai siapa saja yang mengambil atau merusak bungan mawar itu

~~~

Busan, South Korea
Tuan Jo sedang memperhatikan Video yang ia dapatkan dari sekretaris nya, melalui email. Karena ia sedang tidak ada di seoul melainkan di Busan. Ia sedang bertemu dengan rekan kerja nya disana, Sebentar lagi ia dan rekan kerja nya akan mengeluarkan produk Handphone terbaru.

Handphone tuan Jo yang tengah tergeletak di samping laptop nya berdering, sebuah panggilan masuk dari sekretaris nya. Ia pun meraih handphone tersebut. "Ya aku sudah melihat nya". Ujar Tuan Jo, setelah handphone menempel di telinga nya.

"Aku sedikit terkejut, aku sudah menduga ini akan terjadi. Haha, tapi aku sudah menyiapkan rencana jika hal ini terjadi. Besok aku akan kembali ke seoul".

*pip
Tuan Jo mengakhiri sambungan telepon nya. Lalu tersenyum sinis. "Gadis itu akan menjadi rumput liar yang mengganggu masa depan anak-anak ku".

***

Mentari telah muncul, burung-burung berkicau dengan indah nya. Sinar matahari menembus masuk ke kamar Hyo Bin, tapi Hyo Bin masih saja memejam kan mata nya. Pintu terbuka, terlihat KwangMin masuk ke dalam kamar Hyo Bin, dan tersenyum saat melihat Hyo Bin masih tertidur pulas. Ia pun perlahan berjalan mendekati ranjang Hyo Bin.

"Hei pelayan, apakan kau lupa dengan tugas mu?". Ucap KwangMin bekacak pinggang, memperhatikan Hyo Bin yang mulai terganggu oleh suara nya.

Hyo Bin membuka mata nya, dan terkejut melihat KwangMin berada di kamar nya.
"Hah astaga, Yak! KwangMin-ssi kenapa kau berada di kamar ku".
Hyo Bin mengoceh sambil merapihkan rambut nya, dan mengusap-usap wajah nya, sepertinya ia tidak ingin terlihat jelek saat ini, karena ia bangun tidur tentu saja penampilannya acak-acakan seperti singa.

"Yak! Memang nya kenapa, ini kan rumah ku. Jadi aku bebas".

Mendengar itu Hyo Bin hanya mendengus kesal. KwangMin sedikit tertawa, melihat ekspresi Wajah Hyo Bin. KwangMin memang senang sekali jika Hyo Bin sudah kesal padanya.

"Dasar jelek. Cepat usap air liur mu itu". Ucap KwangMin lalu berjalan pergi.

"Hah?". Hyo Bin terkejut malu mendengar nya, ia segera mengambil cermin yang berada di laci nakas nya, lalu bercermin.
"Hah benar, ini memalukan". Ucap Hyo Mengusap-usap sekitar bibir nya.

***

Hari ini adalah ujian pertama di sekolah Jeguk High school . Semua siswa tentu sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian yang menentukan mereka ke jenjang pendidikan selanjutnya. Pelajaran pertama hari ini adalah matematika, pelajaran Favorit KwangMin, dan pelajaran yang sangat di benci oleh Hyo Bin.

"Hmm pelajaran ini, melihat soal nya saja sudah membuat ku pusing". Keluh Hyo Bin memperhatikan 50 soal yang di buat oleh mentri pendidikan dengan sangat cantik, untuk menguji kemampuan otak mereka.

HyunMin, hmm pelajaran matematika atau yang lainnya tidak pernah menyulitkan dirinya. Dia memang terlahir jenius. Tak satu pun soal yang membuat dirinya kesulitan. Semua soal ia kerjakan dengan baik, apalagi ia sering belajar bersama dengan Hyo Bin, tentu saja ia akan mendapatkan nilai yang maksimal. Tidak belajar saja sudah membuat dirinya loncat kelas, apalagi kalau belajar. 50 soal matematika itu pasti benar semua haha.

Park Ah Byul, dekat dengan HyunMin. Tentu saja dia juga pintar, HyunMin selalu menjelaskan ulang jika ada materi yang tidak ia mengerti.

Minwoo, Jeongmin, Hyunseong, dan Donghyun. Mereka juga tak kalah pintar nya dengan murid yang lainnya, selain anak orang kaya, dan memiliki kharisma yang tampan, mereka juga memiliki prestasi yang bagus.

Satu jam waktu yang telah di berikan untuk menyelesaikan 50 soal matematika itu pun habis. Semua murid mengumpulkan lembar jawaban nya, kemudian istirahat.

"Arghh.. benar-benar soal soal itu ingin membunuh otak ku". Omel Hyo Bin yang sedang berkumpul bersama KwangMin dan kawan-kawan. KwangMin yang berada di sebelahnya menempelkan minuman dingin ke kepala nya.

"Ahh ide bagus". Ucap Hyo Bin mengambil minuman dingin nya dari tangan KwangMin dan menempelkan nya terus di kepalanya.

"Menurut ku soal-soal itu terlalu mudah, aku bisa menyelesaikan nya dengan waktu 30 menit". Ucap HyunMin bangga, semua teman-teman nya melirik ke arah nya.

"Ya aku tau kau memiliki IQ yang tinggi, sehingga kau tidak harus mati-matian untuk bisa naik kelas, dan kau seenak nya langsung duduk di kelas tiga tanpa harus melewati pembelajaran mu di kelas dua". Ucap Donghyun.

"Sebenarnya alasan aku menyetujui untuk naik kelas adalah Ah Byul, dia yang membuat ku ingin duduk di kelas tiga. Dan betapa beruntung nya aku bisa satu kelas dengan nya". Batin HyunMin.

"Hyo Bin, semangat untuk ujian selanjutnya. Fisika". Ucap Minwoo mengangkat kepalan tangan nya, dan mengayunkan nya dengan penuh semangat.

Hyo Bin sedikit senang melihat Minwoo menyemangati dirinya.

***
Seoul,South Korea
"Apa yang akan anda lakukan Tuan?". Tanya Sekretaris Kim di ruang kerja nya, yang kini sudah berada di rumah.

"Aku akan mengusir Hyo Bin , dan mencari tempat tinggal nya sendiri. Tapi untuk beasiswa yang sudah aku berikan, tidak akan aku cabut. Karena memang ia layak mendapatkan nya"

"Apakan anda yakin? ". Tanya Sekretaris Kim, apakah keputusan seperti itu tidak berpengaruh pada anak-anak nya. Terutama KwangMin.

"Ya pulang sekolah nanti, suruh dia ke ruang kerja ku". Perintah Tuan Jo.

***

Lanjut pelajaran kedua, fisika. HyunMin telah memberikan rumus-rumus yang mudah pada Hyo Bin, sehingga Hyo Bin bisa mengerjakan soal-soal tersebut.

Pukul 12:00 Sekolah telah usai, semua murid pulang, tapi ada juga yang mampir di kafe bersama teman-teman nya untuk mendinginkan otak nya yang telah berkerja mengerjakan ulangan yang Yahh.. kalian bayangkan saja jika dalam satu hari itu, jadwal ulangan nya Matematika dan fisika. Mumet, jelimet, pusing,puyeng,pening. Nano-nano deh rasanya. Tapi kalo untuk murid di korea itu sudah biasa, mereka itu sangat berlomba-lomba dalam pendidikan.

"Hari ini kita mau kemana?". Tanya Jeongmin sedang berjalan bersama Hyunseong.

"Hari ini, kepala ku pusing. Soal-soal itu ingin membunuh ku. Yang benar saja semalaman aku menghafalkan rumus-rumus itu. Guru-guru sepertinya tidak ingin murid nya lulus,mengatur jadwal ulangan dengan sangat kejam. Hari ini aku ingin langsung pulang saja". Ucap Hyunseong lemas, dan Jeongmin malah tertawa mendengar nya.

"Yak Hyunseong, guru-guru di korea itu sudah percaya pada kita, karena murid-murid di korea itu pintar-pintar". Ucap Jeongmin menepuk-nepuk bahu Hyunseong.

***

Hyo Bin, HyunMin, dan KwangMin sudah berada di rumah. Mereka segera merebahkan diri nya ke sofa, ketika memasuki ruang tamu.

"Hyo Bin, kau di suruh ke ruang kerja Tuan Jo". Ucap sekretaris Kim.

KwangMin dan HyunMin memasang wajah bingung, ada apa Appa nya meminta Hyo Bin untuk menghadap nya.

Hyo Bin terlihat bingung, kemudian pergi ke ruang kerja Tuan Jo.

`Tok..Tokk..
Hyo Bin mengetuk pintu ruangan kerja Tuan Jo yang terbuka.

"Tuan, Anda memanggil saya?".
Hyo Bin berdiri di bibir pintu sebelum di persilakan untuk masuk.

Tuan Jo yang sedang menghadap ke arah jendela, memutarkan kursi nya ke depan.
"Hmm ya masuk lah".

Hyo Bin mengangguk lalu masuk dan duduk di kursi yang menghadap tuan Jo.

"Aku mau menanyakan sesuatu".
Ucap Tuan Jo, dengan serius. Membuat Hyo Bin tegang.

"Nde".

"Apa kau mencintai KwangMin?".
Tanya Tuan Jo, membuat Hyo Bin menelan ludah nya. Ia sangat ketakutan, apa yang harus ia katakan.

"Kenapa Anda menanyakan hal itu?". Balas Hyo Bin dengan gugup.

"Karena ini". Tuan Jo menunjukkan video Hyo Bin bersama KwangMin di taman rumah nya.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Ya Tuhan tolong aku". Batin Hyo Bin mengebu-gebu. Keringat dingin mulai menetes dari pelupuk mata nya. Kedua tangan nya saling berpegangan.

"Kau mau jujur atau pun tidak, tapi keputusan ku sudah bulat. Kau harus pergi dari rumah ku".

Hyo Bin terkejut, mata nya terbuka lebar. Pergi? Kenapa harus pergi? Tidak Hyo Bin tidak bisa pergi dari rumah yang sudah memberi nya kehangatan dan keceriaan berkat KwangMin dan HyunMin.

"Tapi Kenapa Tuan?". Suara Hyo Bin sudah mulai serak, air matanya sudah mengalir. Tidak mungkin ia pergi saat cinta nya pada KwangMin mulai bersemi.

"Kau akan menjadi rumput liar, yang mengganggu anak-anak ku. Jadi rumput liar itu harus aku singkirkan. Tapi kau tenang saja, beasiswa yang telah aku berikan tidak akan aku cabut, karena beasiswa itu kau dapatkan dengan kemampuan mu. Oya, aku juga sudah mempersiapkan beasiswa kuliah mu di amerika. Jadi setelah kau lulus nanti kau bisa melanjutkan Kuliah mu disana".

"Apa? Amerika?".

"Terserah kalau kau tidak mau, aku tidak rugi. Apa kau akan menjadi manusia yang tidak berguna? Kalau kau manusia yang pintar. Kau akan mengambil beasiswa itu".

Hyo Bin terjebak di pilihan itu, itu memang kesempatan emas untuk berjalan menuju kesuksesan. Tapi, kalau ke Amerika rasanya tidak sanggup. Setiap hari KwangMin selalu mengisi hari nya, hari tanpa KwangMin rasanya... Membayangkan nya saja sudah membuat hati Hyo Bin remuk, membuat nya kesulitan bernafas, rasanya udara di dunia ini menghilang, membuat nya sesak. Apa yang harus aku lakukan

Bersambung...

Minggu, 15 November 2015

Function Boyfriend My Lady Chapter 7

Annyeong Chingu^^ terimakasih sebelumnya yang berminat membaca Funfiction punya ku. Silahkan lanjutkan membaca nya ^_^ selamat membaca...

"My Lady"

Chapter 7

*Cast 

-Jo KwangMin

-Jo HyunMin

-No Minwoo

-Kim Donghyun

-Lee Jeongmin

-Shin Hyunseong

-You as Jung Hyo Bin

-Park Ah Byul

-Kim Jungkook

Rating = 13 th

Genre = Comedy,Romance,           Konflik.

My Lady
-Biarkan aku melindungi Mu-

Minwoo dan Donghyun pergi ke kafe Hyunseong. Di temani secangkir teh hangat Minwoo dan Donghyun menceritakan apa yang mereka lihat dan mereka dengar tadi siang kepada Hyunseong.

"Apa?". Pekik Hyunseong, tak percaya dengan apa yang Minwoo ucapkan.

"Kami juga sangat terkejut saat mendengar nya, kami tidak menyangka ternyata Hyo Bin yang kita lihat bukan Hyo Bin yang sebenarnya". Ucap Donghyun, sambil mengaduk-aduk teh nya dengan sendok sehingga menghasilkan bunyi dari sendok dan gelas yang bersentuhan.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Kalian akan marah pada KwangMin dan HyunMin? Karena mereka telah menyembunyikan hal ini dari kita?". Hyunseong menatap Minwoo dan Donghyun  bergantian.

"Hmm aku rasa tidak!". Ujar Minwoo, kemudian menyeruput teh hangat nya, sehingga menghasilkan suara `Ah setelah meminum nya.

"Benar, sebaiknya kita pura-pura tidak tahu. Yang KwangMin dan HyunMin lakukan sudah benar. Aku pun jika berada di posisi nya akan melakukan hal yang sama"  Ucap Donghyun, dan mendapat angguk kan dari Minwoo dan Hyunseong. "Sebentar lagi Hyo Bin akan mengikuti tes beasiswa. Yang harus kita lakukan adalah, membantu Hyo Bin untuk lulus tes itu". Usul Donghyun, dan di setujui oleh mereka.

"Jeongmin, kita beri tahu Jeongmin besok saja". Ucap Minwoo.

"Nde". Jawab Donghyun dan Hyunseong.

"Aku mengenal Hyo Bin baru saja dua minggu, tapi entah kenapa rasanya aku ingin sekali melindungi nya". Batin Minwoo.

"Jung Hyo Bin, aku akan membantu mu". Batin Hyunseong tersenyum.

***

Donghyun,Minwoo, dan Hyunseong. Sudah memberitahu tentang Hyo Bin yang sebenarnya pada Jeongmin. Jeongmin pun tidak kalah terkejut nya dengan Hyunseong. Mereka pun mengajak Jeongmin untuk membantu Hyo Bin Lulus beasiswa.

Hyo Bin sedang membaca buku di perpustakaan. Sesekali ia memejamkan matanya dan mengkerut kan alis nya. Serta bibir yang seperti berkomat-kanit. Ya Hyo Bin sedang menghafalkan apa yang ia baca tadi.

Minwoo berjalan melewati perpustakaan, dan melihat Hyo Bin yang sibuk menghafalkan materi. Minwoo tersenyum tipis, lalu berjalan menghampiri Hyo Bin.

"Kau sedang belajar apa?". Tanya Minwoo yang duduk di samping nya. Hyo Bin mengalihkan perhatian pada Minwoo.

"Eh, Minwoo-ssi. Aku sedang menghafalkan rumus-rumus fisika ini". Jawab Hyo Bin sambil menunjuk materi yang ia hafalkan.

"Ohh.. Begini aku mempunyai cara mudah untuk menghafalkan rumus nya..__". Minwoo mengajari Hyo Bin, sesekali Hyo Bin terlihat putus asa saat ia lupa dengan rumus yang ia hafalkan.

"Hyo Bin bagaimana kita pindah tempat saja". Usul Minwoo, yang merasa belajar di perpustakaan tidak efektif. Tidak leluasa untuk berbicara.

"Mwo? Kemana?".

"Atap gedung sekolah, angin yang sepoi-sepoi pasti membuat otak mu rileks dan mudah menghafal".

Mereka pun pergi ke atap gedung sekolah. Hyunseong yang sedang berjalan sambil membawa tas kecil di tangan nya, melihat Minwoo dan Hyo Bin berjalan menaiki tangga yang mengarah ke atap gedung sekolah. Hyunseong tersenyum lebar, ia pun berjalan mengikuti mereka.

Hyo Bin menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan. "Hmmm... udara nya segar, kebetulan cuaca nya sedikit mendung dan memberikan kesejukan".

"Ayo kita lanjut menghafal lagi". Ajak Minwoo, kemudian duduk di sebuah bangku panjang yang ada di situ.

Hyo Bin mengangguk, lalu duduk di samping Minwoo. Hyo Bin mulai membuka bukunya.

"Gimana kalau makan dulu saja".
Ucap Hyunseong yang sedang berdiri di ambang pintu.

Minwoo tersenyum, Hyunseong berjalan gontai mendekati mereka, lalu duduk di samping Hyo Bin. Jadi Hyo Bin berada di tengah-tengah antara Minwoo dan Hyunseong.

"Ini...". Hyunseong memberikan kotak yang berisi kimbab lezat buat nya sendiri.

"Wahh.. kebetulan aku juga sedang lapar". Ucap Hyo Bin, menerima senang makanan yang di berikan Hyunseong.

"Kau tidak membawakan makanan untuk ku?". Ucap Minwoo.

"Ayo Minwoo-Ahh kita makan bersama". Ajak Hyo Bin, sambil menyodorkan kotak nya.

"Hem, kedua tangan ku memegang buku. Bisakah kau menyuapi ku?". Ucap Minwoo dengan face polos nya. Dan Hyunseong seketika langsung melebarkan matanya.

"Ah? N,ne..". Hyo Bin sedikit gugup, ia hendak mengambilkan satu untuk Minwoo, tapi Hyunseong segera menahan tangan Hyo Bin.

"Minwoo biar aku saja yang menyuapi mu". Ucap Hyunseong tertawa jahil pada Minwoo.

"Hah... tidak usah Hyung, kau makan saja. Aku tidak mau merepotkan mu".

"Tidak, ayo buka mulut mu.. aaaa". Hyunseong berusaha memasukkan kimbap pada mulut Minwoo, dan tangan Minwoo menahan tangan Hyunseong.

Melihat kekonyolan mereka, Hyo Bin tertawa. Membuat mereka berhenti, dan kini menatap Hyo Bin yang tengah tertawa. Hyunseong dan Minwoo pun ikut tertawa.

***

Malam hari Donghyun mengajak Minwoo,Hyunseong,KwangMin,HyunMin,Park Ah Byul, dan Hyo Bin untuk belajar bersama.

Pelajaran yang mereka pelajari adalah Matematika. Mereka semua terfokus pada Hyo Bin. Sampai-sampai Ah Byul tidak di perduli kan.

"Arghhh.. menyebalkan. Kenapa mereka semua malah mengajari Hyo Bin? Aku seperti tidak ada di sini". Ah Byul sangat kesal. Apalagi sekarang mereka sedang berdebat dengan satu soal. Mereka berdebat tentang cara menyelesaikan yang lebih mudah untuk di hafal.

"Tidak kau tidak boleh menggunakan cara itu, itu belum tentu hasilnya benar. Pakai cara ku saja, ini sudah pasti benar". Ucap HyunMin.

"Hei Hyumin-Ahh, kau tidak usah mengejek ku. Aku tau kau itu genius. Jadi cara ini kau bilang mudah". Ucap KwangMin.

"Sebaiknya pakai cara ini saja". Hyunseong menunjukkan caranya.

"Cara itu bisa memakan waktu banyak". Bantah Donghyun.

"Aku pikir cara ku lebih mudah. Yak Hyo Bin-ssi kau pakai cara ku saja". Ucap KwangMin, Hyo Bin mengangguk dan hendak mencoba cara KwangMin. Tapi HyunMin bersikeras untuk memakai cara nya.

"Yakk.. Kenapa kalian ini? Sudah aku pilih cara KwangMin saja". Hyo Bin segera menyelesaikan soal itu dengan cara KwangMin.

***

Hyo Bin menghempaskan tubuh nya di kasur. Hari ini sangat melelahkan, belajar seharian? Ini baru pertama kali nya ia belajar dengan waktu lama. Hyo Bin merubah posisi nya menjadi duduk. Ia mengambil tas nya, dan mengeluarkan beberapa buku yang ia peroleh dari Minwoo, dan Donghyun. Ia teringat pada mereka yang tiba-tiba perduli dengan nya. "Ini sangat aneh". Gumam Hyo Bin sambil menatap buku pemberian Minwoo dan Donghyun.

***

Hari tes beasiswa pun tiba. Hyo Bin sangat deg-deg an ia takut tidak lolos dari tes ini. Beberapa jam kemudian, Hyo Bin telah menyelesaikan tes nya.

Hyo Bin menunggu hasil tes nya keluar dengan duduk di taman bersama dengan beberapa siswa di sana. Mereka sedang sibuk dengan handphone mereka yang mahal-malah itu.

"Astaga benarkah ini?". Pekik seorang siswi yang duduk di Samping Hyo Bin, Siswi itu melirik sinis pada Hyo Bin saat Hyo Bin tersenyum padanya. Siswi itu sedang menonton sebuah video yang berada di situs youtube Milik Park Ah Byul.

"Bisakah kau tidak bertele-tele!".

"Baik, aku ingin memberi tau kan kepada kalian, kalau kehidupan Hyo Bin yang kalian lihat itu bukan kehidupan yang sebenarnya. Ia seorang anak yatim piatu, dan juga miskin...-".

Mendengar suara Jungkook yang terdengar dari handphone Siswi itu, Hyo Bin segera mendekat ke siswi itu untuk melihat apa yang ada di handphone nya.

Dan saat melihat ke layar handphone, Hyo Bin terkejut! Sangat terkejut.

"Hah astaga, ternyata dia itu orang miskin yang tidak tahu diri. Dia sok sok an menjadi seseorang layak nya putri dari keluarga kaya raya. Padahal dia itu seorang pencopet. Astaga aku benar-benar tidak menyangka". Ucap siswi itu menatap sinis Hyo Bin, begitu pula dengan teman nya yang duduk di samping nya.

Hyo Bin segera pergi, pergi ke kelas nya, dan sepanjang jalan menuju kelas nya. Hyo Bin mendapatkan cacian dari mereka. Hyo Bin mengambil tas nya kemudian pulang.

KwangMin berjalan cepat mencari Park Ah Byul. Dan menemukan Ah Byul sedang tertawa bersama teman-teman nya. KwangMin segera menarik tangan Ah Byul dan menarik nya ke tempat sepi.

Setelah sampai di tempat sepi, KwangMin melepaskan cengkeraman tangan nya dengan kasar.

"Aw~~ kau kenapa sih sakit tau".
Ucap Ah Byul memegangi tangan yang tadi KwangMin cengkeraman dengan erat.

"Kau..!". KwangMin menunjuk Ah Byul dengan tatapan yang memincing, terlihat kalau KwangMin benar-benar marah. Ah Byul sedikit ketakutan.

"Kenapa kau menyebarkan identitas Hyo Bin yang sebenarnya. WAEYO?!!". Sentak KwangMin, membuat Ah Byul terperanjat. Dan mata Ah Byul terlihat berlinang, orang yang sangat ia cintai kini menyentak nya, sentakan itu bagaikan ribuan jarum beracun yang menusuk hatinya nya. Sangat sakit!! Kini bulir air mata pun jatuh dari pelupuk mata Ah Byul.

KwangMin sedikit merendam emosi nya saat melihat air mata Ah Byul mengalir. KwangMin memejam kan matanya, tidak seharusnya ia menyentak Ah Byul tanpa mendengarkan penjelasan nya. KwangMin memegang kedua pundak Ah Byul.

"Kenapa kau menyebarkan identitas Hyo Bin? bagaimana kau tau tentang dia?". Ucap KwangMin sedikit pelan.

Air mata Ah Byul mengalir deras.
"Aku kesal padanya, bertahun-tahun aku menyukai mu dan dekat dengan mu. Tapi aku tidak sedekat itu dengan mu. Aku kesal ketika semua memperhatikan Hyo Bin. Selama ini aku pendam perasaan ku, dan aku berusaha dekat dengan mu. Tapi apa? Kau hanya menganggap ku sebagai teman!..". Ah Byul sudah tidak mampu berbicara, air matanya semakin deras membasahi pipi nya. KwangMin terkejut dengan apa yang Ah Byul katakan. Orang yang selama ini ia anggap sebagai sahabat nya, dan ia pun sudah menganggap Ah Byul adik nya sendiri, ternyata menyukai nya.

"Ah Byul, Maaf kan aku. Aku tidak bisa membalas cinta mu. Kau mencintai orang yang salah Ah Byul-ssi. Yang seharusnya kau cintai adalah orang yang selalu ada untuk mu, bukan orang seperti ku yang sudah menyakiti perasaan mu. Aku sangat menyayangi mu, tapi tidak lebih dari sahabat, dan aku juga sudah menganggap mu sebagai adik ku sendiri. Maaf aku tidak bisa membalas cinta mu". Setelah kalimat itu, KwangMin pun pergi ke rumah nya untuk menemui Hyo Bin.

Ah Byul menatap Punggung KwangMin yang perlahan menghilang dari pandangan nya. Ia mengepalkan tangan nya, tubuh nya terasa lemas sehingga ia menyandarkan tubuh nya pada tembok, dan perlahan duduk.

***

"Hyo Bin-ssi...".KwangMin menemukan Hyo Bin yang sedang duduk melamun di taman rumah nya. Hyo Bin melirik KwangMin yang berjalan mendekati nya. Hyo Bin hendak pergi, namun KwangMin segera memegang erat pergelangan tangan Hyo Bin.

"Lepaskan!". Ucap Hyo Bin dingin. "Aku ingin sendiri".

"Hyo Bin, Gwaencana?".

"Cacian itu masih terngiang di telinga ku. Dan Kau tau, semua ini gara-gara kau!". Ucap Hyo Bin menekan-nekan di setiap kata nya.

"Aku?".

"Nde. Jika saja kau jujur kalau aku ini hanya pelayan mu, semua ini tidak akan terjadi".

"Yak! Kau tau murid di jeguk high school? Mereka semua kaya, dan mereka semua akan mengejek mu, mereka semua akan mengerjai mu habis-habisan. Dan aku tidak mau itu terjadi".

"Aku tau mereka semua kaya raya, dan aku sudah terbiasa di ejek seperti itu. Bisa kau berikan alasan yang lebih tepat?!".

"Karena aku tidak mau... Orang yang aku cintai di perlakukan seperti itu. Kau tau Hyo Bin saat kau mengambil Handphone ku saat itu? Aku sudah penasaran dengan mu, dan berharap kita bisa bertemu lagi. Dan saat kau berada di rumah sakit, sebenarnya aku tau siapa kau. Pertemuan yang kedua kali nya itu membuat ku senang dan aku semakin penasaran dengan mu, mungkin saat itu aku sudah mulai tertarik padamu".

Hyo Bin diam terpaku karena ucapan KwangMin.

"Tetaplah di belakang ku, kau akan aman! Aku mohon kali ini kau jangan menolak. Tetaplah bersama ku, biarkan kan aku melindungi mu, Jung Hyo Bin". KwangMin menarik tangan Hyo Bin agar Hyo Bin mendekat ke pelukan nya.

"Lepaskan!". Ucap Hyo Bin, tapi tubuh nya tidak memberontak. Rasanya tubuh nya nyaman berada di pelukan KwangMin. Air mata Hyo Bin menetes, entah lah apakah itu air mata kesedihan atau kebahagiaan karena seseorang ingin melindungi nya.

Tanpa mereka sadari Kim Joyoung sekretaris Tuan Jo memvidiokan mereka, untuk di berikan pada Tuan Jo.

Seberat apapun masalah nya, sesakit dan sesulit apapun rintangan yang harus kita jalani. Akan terasa lebih nyaman dan ringan ketika seseorang melindungi Mu...

Minggu, 08 November 2015

Funfiction Boyfriend My Lady Chapter 6

Annyeong Chingu^^ terimakasih sebelumnya yang berminat membaca Funfiction punya ku. Silahkan lanjutkan membaca nya ^_^ selamat membaca...

"My Lady"

Chapter 6

*Cast 

-Jo KwangMin

-Jo HyunMin

-No Minwoo

-Kim Donghyun

-Lee Jeongmin

-Shin Hyunseong

-You as Jung Hyo Bin

-Park Ah Byul

-Kim Jungkook

Rating = 13 th

Genre = Comedy,Romance,           Konflik.

My Lady

-SECRET-
Sepandai-pandai nya kamu menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga bau nya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu pada mu".

"Embb ya silahkan-silahkan". Jawab Jungkook yang sedang mengunyah makanan nya.

"Apa hubungan mu dengan Jung Hyo Bin, siapa dia sebenarnya". Tanya Ah Byul pelan, seperti nada yang menyeramkan untuk Jungkook. Seketika Jungkook menghentikan makan nya dan segera berdiri.

Jungkook hendak pergi dari meja nya, dan Ah Byul langsung berteriak "Apa kau tidak sayang Oemma mu? Kau tidak butuh uang untuk membawa nya kerumah sakit?". Tanya Ah Byul dengan senyum Evil.

Jungkook berhenti, dan sekarang ada dua yang harus ia pilih. Antara menjaga rahasia Hyo Bin dan Menyembuhkan Ibu nya.

Jungkook mengepalkan tangan nya erat, ranjang nya mengeras, matanya tertutup. Otak nya sedang berfikir keras dan akhirnya ia pun menjawab.

"Aku akan memberikan informasi mengenai Jung Hyo Bin".

Ah Byul tersenyum Evil, Yah Akhirnya ia mendapatkan informasi yang akan menjatuhkan Hyo Bin.

***

Park Ah Byul sedang duduk di meja nya. Mata nya fokus melihat ke layar handphone nya, dengan handset yang menempel di kedua telinga nya. Ah Byul melihat Video pengungkapan Jungkook mengenai Hyo Bin yang ia rekam kemarin malam. Meskipun ia sudah melihat Video itu berulang-ulang. Tapi rasanya ia tidak percaya ternyata kehidupan Hyo Bin itu sangat menyedihkan. Dan yang ia rasakan sekarang adalah Prihatin dan juga Puas!. Prihatin karena Hyo Bin bertahan hidup seorang diri tanpa kedua orang tua nya, itu pasti sangat sulit. Dan Juga puas, puas karena ia dapat membongkar rahasia Hyo Bin.

"Pertama-tama aku minta maaf kepada kau Jung Hyo Bin karena aku tidak bisa menepati janji ku. Aku mohon maaf kan aku, aku melakukan ini demi ibuku". Ucap Jungkook dalam video itu, ia terlihat merasa bersalah.

"Bisakah kau tidak bertele-tele!". Ucap Ah Byul yang sedang merekam.

"Baik, aku ingin memberi tau kan kepada kalian, kalau kehidupan Hyo Bin yang kalian lihat itu bukan kehidupan yang sebenarnya. Ia seorang anak yatim piatu, dan juga miskin...-".

"Sedang melihat apa kau?"
Dan di saat Ah Byul sedang serius melihat Video nya. Tiba-tiba HyunMin datang. membuat Hyo Bin buru-buru menghentikan Video yang ia putar dan menyembunyikan handphone nya.

"Tidak ada, aku hanya sedang mendengarkan musik". Jawab Ah Byul tersenyum ketir dan sedikit gugup.

"Aahh kau pasti sedang menonton Video ya". Goda HyunMin sambil duduk di kursi depan Ah Byul.

"Ahh Tidak!". Jawab Ah Byul cepat, terlihat wajah nya sedikit pucat. Ia takut HyunMin sudah melihat nya. Entah lah kenapa dia jadi berubah pikiran, padahal saat ia mengetahui siapa Hyo Bin sebenarnya, ia sangat semangat untuk menyebarkan nya.

"Ahh kau pasti.._". HyunMin menggantung kan kalimat nya, membuat Ah Byul mengangkat sebelah alisnya.

"Kau pasti sedang....". HyunMin mendekat ke telinga Ah Byul.

"Kau pasti sedang menonton Video Porno kan". Sontak Ah Byul segera mendorong Kepala HyunMin. "Yak! Tentu saja tidak. Ckk itu menjijikkan eoh".

HyunMin tertawa, ia senang melihat wajah Ah Byul yang marah seperti itu.

***

Hyo Bin sedang termenung di meja nya, Kebetulan di kelasnya sedang tidak ada guru, guru yang akan mengisi pelajaran di jam pertama ini tidak masuk. Kelas pun jadi tidak tertib, Murid-murid nya pun ada yang sedang berkumpul dengan geng nya membicarakan sesuatu yang asik untuk di perbincangkan. KwangMin juga sedang tidak mood untuk menggoda Hyo Bin, ia memilih mengobrol dengan Minwoo dan Jeongmin. Donghyun sedang mendengarkan cerita Hyunseong yang menemukan menu baru di restoran nya. Sedangkan Hyo Bin, ia hanya diam dengan posisi tangan kiri nya yang ia gunakan untuk menompang dagu nya. Dan tangan kanan sedang mencoret-coret kertas kosong di buku nya. Tanpa sadar Hyo Bin menuliskan nama KwangMin di bukunya, ia pun melotot saat ia sadar telah menulis nama KwangMin. Hyo Bin segera mencoret-coret nama KwangMin, dan segera menutup buku nya.

"Hmmm". Hyo Bin hanya bisa mengeluarkan napas berat nya, bisa di tebak kalau Hyo Bin sangat bosan. Hyo Bin melirik KwangMin yang sedang asik mengobrol dengan Minwoo dan juga Jeongmin. "Ckk". Hyo Bin berdecak kesal, kenapa dia kesal? Apa dia kesal karena KwangMin tidak menganggu nya sekarang? Tiba-tiba saja ia teringat pada Jungkook. Saat bertemu ,Jungkook bilang bahwa ibu nya sedang sakit.

"Sepulang sekolah ini aku akan pergi menjenguk Oemma Jungkook, sudah lama juga aku tidak bertemu dengan nya".

"Jung Hyo Bin". Panggil seorang Murid perempuan yang kini berdiri di hadapan Hyo Bin .

Percakapan mereka menarik perhatian Donghyun, kini Donghyun tidak fokus pada apa yang sedang Hyunseong katakan. Matanya malah memperhatikan mereka, Jung Hyo Bin dan murid itu.

"Nde?".

"Kau di panggil kepala sekolah". Ucap murid itu, lalu pergi.

Hyo Bin sedikit bingung, kenapa dia di panggil ke kantor. Hyo Bin pun berdiri lalu pergi ke kantor. Donghyun juga segera berdiri untuk mengikuti Hyo Bin.

"Yak kau mau kemana?". Ucap Hyunseong, melihat Donghyun tiba-tiba pergi saat ia masih berbicara. Donghyun tidak perduli dengan Hyunseong ia terus berjalan keluar kelas. Hyunseong mengangkat kedua alisnya, lalu ikut bergabung dengan KwangMin, Minwoo ,dan juga Jeongmin.

Donghyun sedang menempelkan telinga nya di pintu ruangan kepala sekolah.

"Jung Hyo Bin, sebentar lagi kelas 3 akan menghadapi ujian, kalau kau akan mengikuti tes beasiswa nya satu bulan lagi sepertinya tidak bisa. Kau harus di tentukan minggu ini, apakah kau layak mendapatkan beasiswa nya". Ucap kepala sekolah pria yang mempunyai perawakan berbadan gemuk itu, dengan kacamata bening yang menempel di kedua matanya.

Donghyun sedikit bingung, apa maksud dari beasiswa itu? Jung Hyo Bin? Beasiswa? Apa tidak salah? Hyo Bin masih mampu untuk membiayai sekolah.

"Mwo? Minggu ini? Andewe. Aku bahkan belum mengusai semua materi nya". Ucap Hyo Bin terkejut, bagaimana cara nya ia menghafalkan semua materinya dalam satu minggu sementara otak nya itu sulit menerima pelajaran. Ia harus membacanya berulang-ulang kali untuk bisa menghafalkan nya, Apalagi materinya banyak sekali, seminggu? Tidak mungkin!.

"Itu artinya kau tidak layak mendapatkan beasiswa ini. Ahh aku heran pada  Tuan Jo, bagaimana bisa ia mendaftar kan mu untuk mengikuti Beasiswa, ya aku tau dia pemilik sekolah ini jadi, itu hak dia. Aku tidak mau tau, kau harus mengikuti tes beasiswa minggu ini juga. Aku kasih waktu dua hari untuk kau belajar".

"Dua hari?". Hyo Bin menyebutkan kalimat itu dengan pelan seakan ia tidak bisa melakukan nya. Dua hari? Satu bulan pun tidak cukup, bagaimana dengan dua hari?

"Baiklah aku permisi". Hyo Bin membungkuk sejenak lalu pergi.

Donghyun segera pergi dari tempat itu,dan bersembunyi di balik tembok. Hyo Bin keluar dengan wajah lemas, Donghyun mencondongkan Badan nya mengintip sejenak Hyo Bin yang terus berjalan.

"Siapa dia sebenarnya? KwangMin menyembunyikan sesuatu dari kami? Keterlaluan!. Aku akan menunggu, sampai kapan ia akan menyembunyikan siapa Hyo Bin sebenarnya".

***

KwangMin sudah masuk kedalam Mobil, sementara Hyo Bin masih berdiri di luar. "Yak Hyo Bin, kau tidak ingin pulang?". Teriak KwangMin mengeluarkan kepala nya di jendela mobil.

"A, a,aku mau izin pergi ke rumah teman ku. Bolehkah?".

"Teman mu?". KwangMin tampak berfikir. "Aku ikut". KwangMin membuka pintu mobil nya hendak keluar tapi Hyo Bin segera menutup kembali pintu mobil nya.

"Kau tidak usah ikut, aku ingin pergi sendiri".

"Siapa teman mu itu? Apakah dia perempuan?". Tanya HyunMin di dalam mobil.

"Aniya dia seorang pria". Jawab Hyo Bin sedikit tertawa.

"Mwo? Namja ? Kau tidak boleh pergi". Ucap KwangMin sedikit kesal.

"Yak aku hanya pergi sebentar, Kau Jahat sekali tidak mengizinkan aku pergi. Ada apa dengan mu? Apa kau....". Hyo Bin menggantung kan kalimat nya, dengan mimik wajah curiga.

"Memangnya ada apa dengan ku?".

"Kau cemburu padaku?". Ucap Hyo Bin menunjuk KwangMin, dan KwangMin langsung salah tingkah atas tuduhan itu hahaha..

"Apa? Ce,cemburu? Padamu? Hey Jung Hyo Bin, ingat ya tipe wanita ku bukan seperti mu. Baiklah sana pergi, tapi jangan lama-lama". Ucap KwangMin, lalu menutup kaca mobil nya dan memerintahkan supirnya untuk menjalankan mobilnya.

"Huh, memangnya tipe pria ku seperti dirimu? Ah sudahlah yang penting aku di izinkan pergi". Hyo Bin pun mulai berjalan ke tempat yang ia tuju.

Tanpa Hyo Bin sadari Donghyun sedari tadi memperhatikan nya, Donghyun yang berada di Mobil, memerintahkan supirnya untuk mengikuti Hyo Bin.

Hyo Bin terus berjalan tanpa merasa ada yang mengikuti nya, sebelum ia sampai di perumahan Jungkook, ia mampir ke supermarket membeli buah-buahan untuk Ibu Jungkook . Setelah membeli buah-buahan Ia pun kembali melanjutkan perjalanan dengan katong plastik di tangan nya.

Minwoo yang sedang mengendarai Motor Ninja kesayangan nya terhenti ketika melihat Hyo Bin yang berjalan memasuki perumahan warga.

Minwoo melepaskan Helem nya.
"Jung Hyo Bin? Mau kemana dia? Sendirian, jalan kaki?". Minwoo segera turun dari motor lalu mengejar Hyo Bin. Tidak! lebih tepat nya lagi mengikuti Hyo Bin.

Hyo Bin berhenti di salah satu rumah, kini ia sedang berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu. Seorang Pria membuka nya dengan ekspresi kaget.

"Ju,Ju,Jung Hyo Bin". Ucap Jungkook terkejut sekaligus ketakutan. Ia sudah yakin Hyo Bin datang ke rumah nya untuk memarahi nya, dan memukul nya, kerena ia telah mengungkap siapa Hyo Bin sebenarnya.

"Heii Apakabar Chingu..". Hyo Bin mengangkat dan menunjukan telapak tangan nya. Jungkook Hanya diam dengan mata yang melebar. "Hei kau tidak mau tos dengan ku?". Tegur Hyo Bin melihat Jungkook tidak merespon kebiasaan nya tiap kali bertemu.

"Ah?"
"Tos!". Ucap Hyo Bin lagi sambil menggerak-gerakan Jari tangan yang ia angkat.

"Apa Wanita itu belum memberitahukan siapa Hyo Bin sebenarnya? Kalo belum ahh aku akan sangat bersyukur padamu Tuhan". Batin Jungkook, kemudian menyatukan telapak tangan nya dengan Hyo Bin yang menghasilkan bunyi `Prak`. "Yeahh..". Hyo Bin girang saat mereka melakukan Tos yang sudah lama tidak ia lakukan bersama Jungkook.

"Mari masuk". Ajak Jungkook,dan Hyo Bin pun masuk.

Donghyun yang bersembunyi di balik Tong sampah yang cukup besar yang tersedia di depan rumah Jungkook. Ia memiringkan kepalanya, dan matanya melirik sana sini, ia sedang berpikir siapa pria itu dan apa hubungan nya dengan Hyo Bin, terlibat begitu dekat dengan Hyo Bin. Pacar nya? Pikiran itu segera di bantah olehnya dirinya sendiri. "Tidak! Tidak mungkin itu pacar nya. Eh tapi bisa juga sih". Donghyun menaruh kedua tangan nya di kepala nya, Ini cukup membuat nya pusing. Bagaimana tidak? Dia adalah orang kaya, makanya bisa kenal denga KwangMin dan juga HyunMin. Dia orang kaya? Tapi mendapatkan beasiswa. Dia orang kaya pergi ke suatu tempat dengan berjalan kaki. Donghyun terus berpikir sesekali ia mengigit bibir bawah.

Minwoo yang bersembunyi di balik Pohon, yang tidak jauh dengan tempat Donghyun bersembunyi. Ia melihat Donghyun yang sedang berjongkok dekat Tong sampah. Minwoo mengkerut kan kening nya lalu berjalan mendekati Donghyun.

"Donghyun Hyung". Gumam Minwoo pelan, tapi Donghyun masih bisa mendengar nya. Donghyun langsung memutarkan badan nya, dan terkejut melihat Minwoo ada disini."Kau?".

"Kau sedang apa Hyung?". Minwoo mendekatkan posisi nya dengan Donghyun, ia ikut berjongkok di dekat Tong sampah.

"Aku sedang mengikuti Hyo Bin".

"Apa Hyung penasaran dengan Hyo Bin?".

"Nde, nanti aku ceritakan kenapa aku bisa sampai mengikuti Hyo Bin. ".

"Dan Kau?". Donghyun balik bertanya pada Minwoo.

"Aku juga sama sedang penasaran dengan Hyo Bin. Dan mengikuti nya".

"Oke kita punya misi yang sama, jadi kita harus mendekat ke rumah agar mengetahui apa yang di bicarakan".

Minwoo mengangguk, mereka pun mengendap-ngendap mendekati rumah Jungkook, mereka mengintip melalui jendela.

Terlihat seorang wanita paruh baya yang berpakaian tebal serta sebuah syal yang melingkar di leher nya. Terlihat seperti orang sakit. Seorang Pria yang membuka pintu tadi menaruh segelas air teh pada Hyo Bin.

"Terimakasih, O iya aku membawa ini untuk Bibi". Ucap Hyo Bin memberikan katong plastik yang berisi buah-buahan yang ia beli tadi.

Jungkook menerima nya dan segera menyimpan nya di dapur.

"Bibi kemarin sakit apa?".
Tanya Hyo Bin pada wanita yang di ketahui ibu Jungkook.

"Ahh aku hanya demam saja, apakah Jungkook cerita berlebihan pada mu?". Ucap Wanita itu dengan nada lemah, terlihat ia masih sakit.

"Ah tidak kok". Jawab Hyo Bin sedikit tertawa.

"Oemma, beristirahatlah ayo aku antar ke kamar". Jungkook datang dan segera duduk di samping Ibu nya untuk mengajak nya ke kamar.

"Ah Ya ya, aku masih sedikit pusing. Hyo Bin terimakasih telah menjenguk ku. Aku ingin beristirahat di kamar". Ibu Jungkook berdiri dengan di bantu oleh Jungkook.

"Ah ye semoga lekas sembuh ya Bibi".

Jungkook mengantar Ibu nya ke kamar dan kembali lagi menemani Hyo Bin.

"Oya apa terjadi sesuatu di sekolah mu?". Tanya Jungkook yang duduk di sebelah Hyo Bin.

"Tidak? Waeyo?".

"Aniya.ha ha oiya kau berjanji padaku untuk menceritakan kenapa kau bisa jadi orang kaya seperti itu?".

"Aku bisa seperti itu karena aku menolong Tuan Jo pemilik sekolah Jeguk High School yang sekarang menjadi majikan ku".

Donghyun dan Minwoo terkejut setengah mati mendengar pernyataan itu, "Tuan Jo?Majikan?". Ucap Minwoo pelan dan nyaris tidak terdengar.

"Saat itu Tuan Jo kecelakaan dan aku menolong nya, Dan tuan Jo tidak ingin mempunyai hutang budi padaku, ia pun menawarkan sesuatu pada ku untuk meminta apa saja padanya. Awalnya aku menolak, tapi saat itu aku sedang sangat kesulitan dan akhirnya aku meminta pekerjaan dan tempat tinggal. Tapi Tuan Jo memberikan aku Beasiswa untuk sekokah agar aku mendapatkan kehidupan yang layak kelak. Tapi aku harus belajar keras untuk mendapatkan beasiswa itu. Dua hari lagi tes beasiswa nya akan di laksanakan.". Jelas Hyo Bin, Jungkook mengangguk-angguk laku menepuk-nepuk bahu Hyo Bin.

"Wah Hyo Bin Dewi Fortuna sedang akhirnya memihak padamu. Kau harus berusaha untuk mendapatkan beasiswa nya Ne. Sekarang kau tidak perlu berlari-lari untuk menghindari orang yang telah kamu copet hahahaha". Ucap Jungkook sedikit pelan saat mengucapkan kalimat Copet, tapi masih terdengar oleh Donghyun dan juga Minwoo.

"Ghukk...Ghukk...arhggh". Tiba-tiba di belakang Minwoo dan Donghyun muncul seekor Anjing yang terlihat tidak senang melihat Minwoo dan Donghyun.

Minwoo hendak berteriak tapi tangan Donghyun segera menyumpal mulut Minwoo dan mengajak nya berlari.

"Eh ada apa di luar sana". Ucap Hyo Bin mendengar suara anjing ribut di depan rumah Jungkook.

Bersambung......

Minggu, 01 November 2015

Funfiction Boyfriend My Lady Chapter 5

Annyeong Chingu^^ terimakasih sebelumnya yang berminat membaca Funfiction punya ku. Silahkan lanjutkan membaca nya ^_^ selamat membaca...

"My Lady"

Chapter 5

*Cast 

-Jo KwangMin

-Jo HyunMin

-No Minwoo

-Kim Donghyun

-Lee Jeongmin

-Shin Hyunseong

-You as Jung Hyo Bin

-Park Ah Byul

-Kim Jungkook

Rating = 13 th

Genre = Comedy,Romance,           Konflik.

My Lady

KwangMin sedang berjalan di koridor sekolah, kepala nya menengok ke segala arah. Sepertinya ia ia sedang mencari seseorang.

KwangMin berhenti berjalan di depan ruang musik, ia mendengar suara Piano yang dimainkan. Ia sudah menduga pasti Jeongmin yang memainkan nya.

KwangMin memutuskan untuk masuk kedalam ruangan tersebut. Saat pintu terbuka, Jeongmin dan Hyo Bin langsung melihat ke arah pintu dan terlihat KwangMin yang sedang berdiri di bibir pintu.

Wajah Hyo Bin berubah malas seketika, saat  mengetahui bahwa yang datang itu KwangMin. Ah ia sedang malas menerima perintah dari KwangMin.

"KwangMin, Apa kau hanya akan diam di sana? Apa kau hanya ingin menjaga pintu saja?". Ucap Jeongmin, lalu KwangMin menutup pintu nya. Dan berjalan mendekati mereka. Raut wajah KwangMin terlihat tidak senang melihat mereka berdua.

Sedang apa mereka berduaan di ruang musik ini? Ckk..Kenapa aku ini?

KwangMin menarik kursi yang berada tak jauh dari nya. Ia pun duduk di samping kiri Hyo Bin.

"Lalu bagaimana lagi?". Tanya Hyo Bin pada Jeongmin, sepertinya Jeongmin sedang mengajarkan sedikit Not not lagu sederhana pada Hyo Bin.

"Re..Re..". Jawab Jeongmin memberi tau not apa yang harus Hyo Bin tekan selanjutnya.

KwangMin memutar kan bola mata nya. Apa-apaan ini? Dia seolah tidak di perduli kan.

"Bukan seperti itu menekan nya, seperti ini". Jeongmin memegang tangan dan jari,tepat nya jari telunjuk Hyo Bin . Untuk memberi tau menekan Not yang benar.

Melihat itu KwangMin melotot, dan mengeraskan rahang nya. Ia juga mengepalkan tangan nya kuat-kuat. Saking tidak tahan nya ia langsung berdiri dan mencengkeram lengan kiri Hyo Bin.

"KAU KAN BELUM MAKAN, AYO MAKAN DULU! KALAU KAU SAKIT SIAPA YANG REPOT?". Ucap KwangMin sedikit keras dan napas yang bergemuruh.

Hyo Bin berusaha melepaskan tangan nya dari cengkeraman KwangMin, namun tidak bisa. Jeongmin hanya melihat aneh sikap KwangMin, kenapa dia seperti terlihat marah?.

"Yak KwangMin, lepaskan tangan ku dulu. Sakit tau..". Hyo Bin masih berusaha melepaskan tangan nya.

"Sudahlah ayo pergi..". KwangMin menarik Hyo Bin, dan Hyo Bin terpaksa menuruti perintah KwangMin. Jeongmin memperhatikan sikap KwangMin yang begitu aneh, ia pun hanya tertawa kecil.

...

KwangMin terus menarik tangan Hyo Bin sambil berjalan cepat. Dan tampaknya Hyo Bin sangat tidak nyaman dengan perlakuan KwangMin, dan akhirnya Hyo Bin menarik tangan nya dan menghentikan langkah nya.KwangMin pun ikut berhenti, lalu menatap tajam Hyo Bin.

"Kau kenapa sih? Kau mau mengajak ku makan, atau mengajak ku bertengkar?".

"Maksud mu apa?".

"Kau tidak lihat aku kewalahan harus mensejajarkan langkah ku dengan langkah mu yang cepat itu? Dan kau tidak merasa tangan mu mencengkeram erat lengan ku? Dan kau tidak merasa menyentak ku saat kau mengajak ku makan? Tidak bisa kah kau bersikap sedikit manis pada ku meskipun aku ini adalah P__". Perkataan Hyo Bin langsung terhenti ketika tangan milik KwangMin menutup mulut nya. KwangMin melihat Minwoo yang sedang berjalan ke arah nya di sana. Dan Hyo Bin hampir saja berteriak kalau dirinya adalah pelayan KwangMin, ah dasar Hyo Bin pabo!

Hyo Bin langsung menyingkirkan tangan KwangMin dari mulutnya.
"Kau mau apa lagi sih..".

"Kalian sedang apa?".
Tanya Minwoo, yang berdiri di belakang Hyo Bin. Dan Hyo Bin seketika memutarkan bada nya terkejut, huh dia baru mengerti kenapa KwangMin membungkam mulut nya, Hampir saja.

"Tidak ada". Jawab KwangMin singkat. "Aku permisi ke toilet". KwangMin pergi dengan alasan tersebut, ia takut Minwoo melempar pertanyaan padanya yang akan membuat nya bingung, apalagi jika menanyakan tentang hubungan ia dan Hyo Bin.

Hyo Bin menatap punggung KwangMin yang semakin menjauh. "Dasar! Katanya mau mengajak ku makan. Tapi malah pergi". Batin Hyo Bin kesal, sambil menggigit bibir bawah nya.

"Kau sedih KwangMin pergi? Apa aku menganggu kalian?". Tanya Minwoo.

"Hah? Sedih? Tentu saja tidak. Justru aku mau ucapkan terimakasih padamu. Karena membuat nya pergi dari ku hahaha".

"Hahaha sepertinya KwangMin menyukai mu, Jung Hyo Bin". Celetuk Minwoo, membuat Hyo Bin mendongkak kan kepala nya menatap Minwoo yang lebih tinggi dari nya.

"Yak..Kenapa kau mengatakan hal itu pada orang yang menyukai mu Minwoo-ya". Batin Hyo Bin.

Hyo Bin menundukkan kepala nya sejenak, kemudian tertawa. "Lelucon mu bagus hahahaha".

"Yak Jinjjayo".

Hyo Bin berhenti tertawa.
"Yak mana ada dia menyukai ku. Sementara dia selalu menindas ku. Hilangkan tuduhan mu kalau KwangMin menyukai ku".

Minwoo tertawa kecil, dan tawa Minwoo terhenti ketika ia mendengar suara keroncongan perut Hyo Bin.

Hyo Bin tersenyum ketir, mendengar suara keroncongan dari perut nya. Itu sangat memalukan!

"Apa kau lapar?". Tanya Minwoo menatap sayu Hyo Bin.

"Sudah tidak, KwangMin telah menghilangkan nafsu makan ku".

"Emm..". Minwoo tampak berpikir, sambil memasukan kedua tangan nya ke dalam saku celana nya.

"Bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita makan di restoran nya Hyunseong".

"Restoran Hyunseong?". Hyo Bin mengulangi kalimat yang Minwoo ucapkan.

"Em..". Minwoo menjawab nya dengan berdehem.

"Orang tua Hyunseong memiliki banyak restoran yang terkenal di Korea, Appa dan Oemma nya mempunyai hobi makan. Oleh karena itu mereka mendirikan beberapa Restoran dengan resep yang mereka buat sendiri, dan mereka sering ke luar negri untuk menjelajah makanan di berbagai negri dan menjalin kerjasama sama dengan restoran-restoran disana. Hobi mereka pun turun pada anaknya Hyunseong, dan keahlian memasak orang tua nya pun menurun pada nya. Hyunseong juga pandai memasak". Jelas Minwoo, dan Hyo Bin merespon nya dengan mengangguk kan kepala nya.

***

Hyo Bin, HyunMin, KwangMin, dan teman-teman nya, bersama-sama pergi ke restoran Hyunseong. Begitu pula dengan Park Ah byul, HyunMin mengajak Ah byul untuk makan malam bersama nya.

Perjalanan sore menjelang malam ini sangat macet sehingga terdengar banyak suara klakson yang di bunyikan. KwangMin mengembuskan napas berat nya, ia setres mendengar suara klakson itu, ia pun memasangkan handset ke telinga nya, lalu bersandar pada punggung jok mobil sambil memejam kan matanya.

Sementara Hyo Bin, untuk menghilangkan rasa bosan nya. Iapun memainkan Handphone nya, tapi rasanya itu percuma. Karena tak lama Hyo Bin pun menaruh handphone nya di depan mobil.

"Macet nya parah sekali". Ucap Minwoo pada Jeongmin yang semobil dengan nya.

"Yah, aku setres sekali mendengar suara klakson itu". Jeongmin melipat tangan nya di dada, dan menyandarkan tubuh nya pada punggung jok mobil.

Akhirnya setelah melewati perjalanan yang macet, mereka pun sampai di restoran Hyunseong. Restoran yang cukup mewah, restoran ini terkesan kelam dan sangat romantis, untuk kencan bersama pasangan nya tempat ini sangat cocok. Kebanyakan pengunjung nya pun sepasang kekasih, dan ada juga datang bersama keluarga nya karena ini malam minggu. Banyak keluarga ataupun sepasang kekasih yang menghabiskan waktu week end di luar.

Hyo Bin duduk di dekat Minwoo dan KwangMin, Ah byul di sebelah kiri nya KwangMin, dan di sebelah kanan nya Ah byul ada HyunMin, Kemudian Hyunseong, Jeongmin, dan Donghyun.

Pelayan di restoran itu segera menghampiri mereka ketika mereka duduk di salah satu meja di sana.

"Selamat datang, Mau pesan apa?". Tanya pelayan wanita itu dengan sopan.

"Biar aku saja yang memilih kan menu untuk kalian, menu yang aku pilih aku yakin kalian pasti suka". Ucap Hyunseong, semua tertawa lalu mengangguk kecil. Hyunseong pun berbicara dengan pelayan itu sambil membuka buku menu makanan nya.

Handphone Ah byul berbunyi. Ah Byul melihat handphone nya, sebuah panggilan masuk dari Ibu nya. "Aku permisi dulu". Ucap Ah byul kemudian berjalan keluar.

Hyo Bin meraba saku jas seragam nya, ia mencari handphone. Dan ia ingat kalau handphone nya ia taruh di mobil tadi. "Aku permisi, handphone ku ketinggalan di mobil".

"Ah Ye". Jawab mereka.

Hyo Bin segera berjalan keluar mendekati mobil. Saat hendak membuka pintu mobil seseorang menepuk punggung nya, membuat Hyo Bin reflek membalik kan badanya terkejut. Dan setelah melihat orang yang menepuk nya tadi, ia pun mengembuskan napas nya. "Yak kau ini membuat ku kaget eoh".

"Jung Hyo bin, Apa kabar. Sedang apa kau di sini. Ah apakah kau sedang beroperasi? Hyo Bin tempat ini sangat ramai, berbahaya". Ucap seorang pria yang sepertinya sangat kenal dekat dengan Hyo Bin.

"Yak siapa yang sedang beroperasi. Lalu apa yang kau lakukan disini Kim Jung Kook".

Park Ah byul yang sedang menelpon di dalam mobil nya yang tidak jauh dari mobil KwangMin tempat Hyo Bin berdiri memperhatikan Hyo Bin dengan pria itu. Pria yang berpenampilan seperti preman jalanan, kenapa terlihat begitu akrab dengan Hyo Bin. Park Ah byul memilih untuk mematikan telpon nya daripada ia diam dalam rasa penasaran nya yang semakin memuncak. Ia berjalan mengendap-mengendap mendekati mereka. ia pun kini sedang berjongkok di balik mobil KwangMin.

"Aku sedang mencari mangsa, Oemma ku sakit. Aku harus mencari uang sebanyak mungkin"

Ah Byul mengkerut kan kening nya. dari percakapan mereka ia mulai curiga, Ah byul pun mengeluarkan Handphone nya dan mem video kan mereka, keadaan cukup gelap sehingga Ah Byul tidak terlihat oleh mereka.

"Aku doa kan semoga Oemma mu cepat sembuh, maaf aku tidak bisa membantu". Hyo Bin memegang pundak pria yang sering di sapa JungKook itu.

"Eh tapi..". Kini Pria yang bermarga Kim itu terfokus pada seragam yang Hyo Bin kenakan. "Kau memakai seragam Jeguk High School? Bagaimana bisa? Ahahh apakah kau pencopet yang sukses? Apakah mobil ini milik mu? Bagaimana kau bisa sukses tolong ajari aku. Aku juga mau".  Ucap Jungkook terlihat sumringah menatap teman nya yang sudah berubah seperti orang kaya.

Ah Byul membulat kan mata nya. Apa yang ia dengar itu? Pencopet?. Apakah KwangMin mengetahui siapa asli nya Jung Hyo Bin yang ia kenal itu? Orang yang selama ini membuat nya cemburu itu ternyata seorang pencopet. Sungguh mengejutkan!.

"Yak mana ada pencopet sukses eoh? Aku mendapatkan Beasiswa". Hyo Bin sedikit menyentuh kening Jungkook, pemikiran nya sangat konyol. Dia bukanlah pencopet yang benar-benar pencopet. Ia mencopet seperlunya saja, ia mencopet hanya untuk mengisi perut nya. Ia bukanlah penjahat kelas kakap yang rakus, seperti koruptor ataupun perampok yang suka membunuh orang.

"Beasiswa? Sepintar apakah kau ini? Bisa mendapatkan Beasiswa segala hahaha.."

Hyo Bin terkekeh sambil memutarkan bola matanya, Hyo Bin mendapatkan Beasiswa? Tentu saja sangat lucu, ia kan bukan siswa pandai haha. "Aku akan menceritakan nya lain waktu, kalau kita bertemu lagi. Oya profesi ku sebagai pencopet tolong rahasia kan oke. Alasan nya akan aku ceritakan nanti". Hyo Bin membuka pintu mobil, dan mengambil Handphone nya.

"Ya baiklah, sepertinya teman ku ini sedang sibuk. Aku juga harus pergi, sampai jumpa". Jungkook berjalan pergi, dan Ah Byul segera mengakhiri rekaman video nya, dan cepat bersembunyi.

Hyo Bin tertawa kecil memperhatikan Jungkook yang berjalan menjauh. Hyo Bin kembali ke restoran dan Ah Byul keluar dari persembunyian nya, dan segera memasuki Mobil nya lalu menjalankan nya.

"Aku harus mengejar pria itu. Aku akan mendapatkan informasi banyak dari nya".

°°

"Kenapa lama sekali". Tanya KwangMin.

"Ahh tadi hyunra menelpon ku, menanyakan PR fisika ".

"Ohh..". KwangMin mengangguk-angguk mengerti.

"Makanan datang...". Seru Hyunseong senang. "Selamat menikmati makanan nya".

HyunMin melihat ke arah pintu, ia menunggu Ah Byul yang belum kembali juga. Handphone HyunMin berbunyi, sebuah pesan singkat dari Ah Byul.

"Aku ada urusan, Jadi aku harus pergi. Selamat makan malam".

HyunMin tersenyum tipis membaca pesan singkat dari Ah Byul.

"Dari siapa? Ah Byul?". Tebak Donghyun.

HyunMin mengangguk "Dia pergi duluan, kata nya ada urusan".

"Ah.. Kemana Ah Byul?". Tanya Hyunseong.

"Dia ada urusan, Jadi dia pergi duluan". Jawab HyunMin.

"Ah sayang sekali dia tidak mencicipi makanan ini".

"Haha Mungkin lain kali Hyung". Ucap HyunMin tersenyum.

"Wah Hyunseong-ssi Ini enak sekali". Ucap Hyo Bin yang sudah memasukkan makanan ke mulut nya, sambil mengacungkan jempol nya.

"Hahaha Ghamshamida".

"Selamat Makan semuanya". Seru Jeongmin.

"Selamat makan". Jawab mereka ceria, lalu mulai memakan nya.

***

Jungkook sedang berjalan, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di samping nya. kaca mobil terbuka "Hei kau berhenti!". Teriak Ah Byul.

Jungkook berhenti.
"Kau bisa ikut dengan ku?". Ucap Hyo Bin.

"Mwo?". Jungkook tidak mengerti, orang yang sama sekali tidak ia kenal mengajak nya pergi?.

"Kau mau uang?". Tanya Ah Byul menggoda Jungkook untuk ikut dengan nya.

Mendengar kata `uang` tanpa kompromi lagi Jungkook segera masuk kedalam Mobil.

°°°

Park Ah Byul membawa Jungkook ke sebuah Restoran, dan memesan makanan dan minuman untuk Jungkook.

"Sebenarnya kau mau apa?". Tanya Jungkook masih bingung, saat pelayan menyajikan makanan yang Ah Byul pesan hanya untuk Jungkook.

"Silahkan makan! Kita bicara sambil makan". Balas Ah Byul.

Ya ini gratis, dan makanan nya pun terlihat enak. Jungkook pun tampa malu-malu melahap makanan nya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu pada mu".

"Embb ya silahkan-silahkan". Jawab Jungkook yang sedang mengunyah makanan nya.

"Apa hubungan mu dengan Jung Hyo Bin, siapa dia sebenarnya". Tanya Ah Byul pelan, seperti nada yang menyeramkan untuk Jungkook. Seketika Jungkook menghentikan makan nya dan segera berdiri.

Jungkook hendak pergi dari meja nya, dan Ah Byul langsung menahan nya dengan kalimat "Apa kau tidak sayang Oemma mu? Kau tidak butuh uang untuk membawa nya kerumah sakit?". Tanya Ah Byul dengan senyum Evil.

Jungkook berhenti, dan sekarang ada dua yang harus ia pilih. Antara menjaga rahasia Hyo Bin dan Menyembuhkan Ibu nya.

Jungkook mengepalkan tangan nya erat, ranjang nya mengeras, matanya tertutup. Otak nya sedang berfikir keras, ia kembali duduk dan akhirnya ia pun menjawab.

"Aku akan memberikan informasi mengenai Jung Hyo Bin".

Ah Byul tersenyum Evil, Yah Akhirnya ia mendapatkan informasi yang akan menjatuhkan Hyo Bin.

Bersambung..

Selasa, 27 Oktober 2015

Funfiction Boyfriend _ My lady Chapter 4

Annyeong Chingu^^ terimakasih sebelumnya yang berminat membaca Fun fiction punya ku. Silahkan lanjutkan membaca nya ^_^ selamat membaca...


"My Lady"

Chapter 4


*Cast 

-Jo KwangMin

-Jo HyunMin

-No Minwoo

-Kim Donghyun

-Lee Jeongmin

-Shin Hyunseong

-Jung Hyo Bin


Rating = 13 th

Genre = Comedy,Romance,           Konflik.


My Lady

-All Give me a Love-



"Bagaimana kau kenyang? Aku lihat tadi kau baru saja memakan nya sedikit. Ayo kau harus makan!". KwangMin mengambil kan mie untuk di masukan ke dalam mulut Hyo Bin.

"Aku tidak mau..!". Tolak Hyo Bin menutup mulut nya.

"Kenapa? Apa kau menaruh racun pada makanan ku?".

"Ah ma,mana mungkin kau gila ya. Aku tidak sejahat itu".

"Kalau begitu makanlah..A,a". KwangMin menyuapi Hyo Bin dan terus memaksa Hyo Bin untuk memakan mie nya.

Mau tidak mau ia pun harus memakan mie special buatan nya.
"Am...". Hyo Bin telah memakan mie nya, dengan terpaksa ia mengunyah mie yang terasa asin pedas itu. Ia pun mengingat berapa sendok garam yang telah ia masukan ke dalam mie nya.

"Kenapa mata mu seperti ingin menangis? Apa kau terharu karena majikan mu yang tampan ini perhatian pada mu?". Ujar KwangMin tertawa, sambil terus menyuapi Hyo Bin.

Sialan aku bisa darah tinggi kalau sampai menghabiskan mie ini, Huek siapa pun tolong aku

Dari kejauhan tampak seorang pria jangkung memakai jas hitam memperhatikan mereka, ia pun diam-diam memotret mereka melalui ponsel nya.

"Aku harus melaporkan hal ini pada tua Jo, jangan sampai terlambat".

***

Hyo Bin mengambil beberapa botol air minum dari dapur ke kamar nya. Lalu meminum nya, sesekali ia menampung air di mulut nya sampai menggembung pipinya untuk menghilangkan rasa asin yang masih terasa di mulut nya.

"Argh! Sial rasa asin nya masih terasa di mulut ku".

Hyo Bin menyudahi minum nya. Dan berjalan mendekati meja yang dekat dengan jendela, yang tirai nya masih terbuka.

Ia mengambil beberapa buku dan mulai menyibukkan diri nya dengan buku-buku itu.

°°

HyunMin sedang berusaha memejam kan mata nya. Berusaha untuk tidur, namun tak bisa. "Ckk". Ia mendengus kesal, dari tadi ia berusaha untuk tidur, namun rasa kantuk itu tak kunjung datang, padahal ini sudah larut malam.

HyunMin menyerah, ia pun bangun dan berjalan keluar balkon kamar nya. Ia merasakan angin malam yang dingin membuat nya menggosok-gosok kedua telapak tangan nya. HyunMin tersenyum tipis melihat Hyo Bin yang sibuk dengan buku-buku nya. HyunMin memutuskan untuk pergi ke kamar Hyo Bin, sambil menunggu rasa kantuk itu datang.

°°

`Tok..Tok..tok..

Hyo Bin yang sedang menulis berhenti sejenak, saat mendengar ketukan pintu yang memecahkan keheningan di kamar nya. Ia melirik ke arah pintu yang masih tertutup rapat.

"Cah..Siapa sih malam-malam seperti ini. Siapa?". Hyo Bin sedikit berteriak, sambil mengarahkan wajah nya ke pintu.

"Ini aku HyunMin, cepat buka!".
Sahut HyunMin di balik pintu.

Hyo Bin memutar kan mata nya. Mau apa lagi malam-malam seperti ini dia menemui Hyo Bin.
Dengan wajah cemberut Hyo Bin membuka pintu untuk HyunMin.

"Ada ap__". Belum saja Hyo Bin mempersilahkan masuk, HyunMin sudah menyelonong masuk mendekati meja belajar Hyo Bin dan memperhatikan pekerjaan Hyo Bin dengan buku-buku itu.

"Yak.. kau menyelonong masuk saja". Protes Hyo Bin yang masih memegang knop pintu yang masih terbuka.

"Kenapa? Ini rumah ku kan". Balas HyunMin tanpa melihat Hyo Bin, mata nya terfokus pada pekerjaan Hyo Bin. Ia membuka lembaran-lembaran buku Hyo Bin.

"Kau mau apa?". Tanya Hyo Bin lagi, sambil menutup pintu nya dan berjalan mendekati HyunMin.

"Tidak ada, aku hanya tidak bisa tidur dan melihat mu sedang sibuk dengan soal soal ini. Sepertinya kau sedang kesulitan, mau aku bantu?". Tanya HyunMin, sambil melirik Hyo Bin yang duduk di samping nya.

Hyo Bin menyungging kan sebelah bibir nya, Apa yang dia tawarkan? Membantu menyelesaikan Tugas nya? "Hei sudah sana kau tidur, ini itu pelajaran kelas tiga, sangat sulit". Hyo Bin menarik buku nya ke depan nya, dan mulai fokus dengan soal-soal tugas.

HyunMin tersenyum tipis lalu menaruh sebelah tangan nya di meja untuk menompang dagu nya. "Kau pikir aku kelas berapa". Ucap HyunMin sambil melihat ke sembarang arah.

Hyo Bin melirik HyunMin, tidak mengerti apa yang dia ucapkan.
"Memangnya kau kelas berapa?".

HyunMin membalas lirikan Hyo Bin "Sama seperti mu". Sahut HyunMin singkat.

"Mwo?". Hyo Bin terkejut, kenapa bisa sama dengan nya. Bukan kah dia adiknya KwangMin, mana mungkin bisa sama-sama kelas tiga. Apa jangan-jangan KwangMin sempat tidak naik kelas, tapi tidak mungkin! Kelihatan nya KwangMin itu murid yang cukup pintar.

"Jangan kaget, itu karena aku terlalu pintar untuk menjadi murid kelas dua. Jadi saat aku naik kelas dua, kepala sekolah menawarkan ku untuk bisa loncat kelas. Ya karena aku sudah pengen cepat-cepat lulus jadi aku terima tawaran nya". Jelas HyunMin dengan penuh kebanggaan di wajah nya, ya sedikit menyindir Hyo Bin juga. Karena tadi Hyo Bin telah meremehkan nya ha ha.

Hyo Bin tersenyum ketir mengetahui ternyata HyunMin itu seorang yang jenius, dan ia malu telah meremehkan nya.

"Baiklah karena aku baru masuk dan harus mengejar materi. Kau bisa membantu ku?".

HyunMin terlihat sok sok an berpikir, membuat Hyo Bin kesal.
"Ya sudahlah kalau tidak mau, aku bisa meminta bantuan KwangMin". Hyo Bin segera mengambil pulpen nya dan melanjutkan tugas nya.

"Haha baiklah, wajah mu lucu ketika kau ngambek. Pantas saja Hyung ku suka sekali menindas mu". HyunMin mengusap pelan pucuk kepala Hyo Bin, dan Hyo Bin segera memukul pelan tangan HyunMin.

Hyo Bin membawa buku nya ke sebuah meja yng berada di tengah-tengah kamar nya, agar lebih luas dan nyaman ketimbang meja yang berada dekat dengan jendela yang terasa sempit untuk dua orang.

°°

"Tenang saja Joyoung, aku sudah memikirkan baik-baik sebelum aku memutuskan dia masuk ke dalam rumah ku. Awasi dia terus, jika hal yang kau takutkan terjadi aku sudah menyiapkan sebuah rencana  ". Ucap Tuan Jo pada sekretaris nya, yang melaporkan Photo yang ia ambil saat YoungMin bersama Hyo Bin sedang suap-suapan.

"Baik pak, akan saya laksanakan". Jawab Joyoung membungkukkan badan nya kemudian pergi.

"Aku bukanlah orang bodoh Joyoung. Aku sudah menyiapkan sebuah rencana dari jauh-jauh hari. Jika sebuah rumput liar tumbuh di sekitar Bunga, maka harus segera di cabut hahaha".

***

"Apa tidak ada rumus lain, kau memberikan rumus-rumus yang sulit di pelajari". Ucap Hyo Bin yang sedang berkutat dengan soal fisika yang memusingkan. Sesekali ia menekan-nekang kening nya yang mulai terasa pusing, belum lagi matanya sudah sangat mengantuk tapi tugas masih banyak yang harus di kerjakan.

"Kau nya saja yang bodoh". Jawab HyunMin sambil menoyor pelan kening Hyo Bin.

"Yak kau jahat sekali, otak ku ini sudah lama tidak belajar makanya sulit menerima pelajaran". Balas Hyo Bin tak mau di salahkan.

"Yak bagaimana kau mau mengikuti tes beasiswa nya, jika otak mu tidak bisa bekerja. Apa kau yakin dengan sebulan kau akan mampu mengikuti tes nya?".

Hyo Bin hanya diam sambil mengerucut kan bibir. Benar juga kata HyunMin, ah dasar Hyo Bin pabo!

"Hahaha jangan cemberut begitu, aku gemas melihatnya".
HyunMin tidak tahan melihat Wajah cemberut Hyo Bin, rasanya ingin sekali ia mencubit pipi Hyo Bin yang selalu di kembung-kembung kan.

"Oh iya, sepertinya aku mempunyai buku fisika yang isinya mudah di pahami, aku yakin kau bisa. Tunggu sebentar ya aku ambilkan dulu".

"Eh tid__".

HyunMin begitu saja pergi ke kamar nya untuk mengambilkan buku. Setelah mengambil buku, HyunMin mengambil 2 kaleng minuman untuk menyegarkan mata Hyo Bin yang sudah mengantuk.

"Ini dia Buk__". HyunMin menghentikan ucapan nya saat membuka pintu dan melihat Hyo Bin telah tidur di meja nya.

HyunMin tersenyum tipis, ia meletakkan minuman nya di nakas yang berada di samping tempat tidur. HyunMin mengambil selimut yang berada di kasur. Lalu HyunMin memasang kan selimut nya di tubuh Hyo Bin dari arah depan, HyunMin sedikit mencondongkan Badan nya untuk menjangkau seluruh tubuh Hyo Bin, tak sengaja sebuah pulpen tersenggol dan jatuh ke kaki Hyo Bin membuat Hyo Bin terperanjat mengangkat kepala nya, Dan *Chu.. Tak sengaja HyunMin mencium Kening Hyo Bin. Dan saat Hyo Bin merasakan sesuatu yang lunak mendarat di kening nya, ia pun mendongkak kan kepala nya. Dan terjadilah pertemuan dua pasang mata dalam satu tatapan yang begitu dekat.

HyunMin pun diam terpaku dalam posisi masih memegang selimut yang sedang ia pasang di tubuh Hyo Bin, seolah seperti HyunMin memeluk Hyo Bin.

"Apa yang kau lakukan?". Ucap Hyo Bin menyadarkan HyunMin yang masih menatap nya.

*PLAKKK

HyunMin mengusap-usap pipi nya yang terasa panas. "Kenapa kau menampar ku?"

"Kau sendiri kenapa mencium ku..".

"Siapa yang mencium mu, aku hanya sedang menyelimuti mu. Dan aku tidak tau kenapa tiba-tiba kau terbangun dan mengangkat kepala mu..Dan bibir ku tak sengaja menyentuh kening mu. Lihat gara-gara kau bibir ku terluka kan!". HyunMin menunjukkan bibir nya yang memang sedikit mengeluarkan darah.

Hyo Bin hanya diam, sebenarnya kejadian ini tidak harus di permasalahkan, tapi ia sudah terlanjur malu . Jadi dia sok sok an marah, untuk menyembunyikan rasa malu nya.

Ya Tuhan Ciuman pertama yang aku dapatkan dari seorang pria adalah dari HyunMin

***

Hyo Bin sedang menulis hasil Tugas di papan bor.

"Bagus Jung Hyo Bin, jawaban mu tepat sekali". Puji Guru tersebut, saat Hyo Bin sudah selesai menulis nya.

"Silakan duduk kembali". Hyo Bin membungkuk sejenak lalu kembali ke kursi nya.

"Wah bagaimana bisa dia sudah bisa materi ini dengan cepat, padahal menurut ku materi ini cukup sulit". Bisik seorang murid, membuat Hyo Bin tersenyum senang.

"Hmm apakah ini berkaitan dengan terluka nya bibir adikku". Ucap KwangMin, mencondongkan Badan nya ke samping. Tepat nya ke arah Hyo Bin.

Hyo Bin mendorong pelan KwangMin. "Ah HyunMin, Apa kau menceritakan kalau kau tak sengaja mencium Kening ku ". Batin Hyo Bin bertanya-tanya.

°°

Park Ah byul diam menatap kosong buku nya. Ah pikiran nya masih bertanya-tanya tentang hubungan KwangMin dan HyunMin dengan si anak baru Jung Hyo Bin.

"Apa mereka bersaudara? Kalau bersaudara aku akan dekati dia, agar aku bisa jadi teman dia dan bisa dekat dengan KwangMin".

"Ah atau jangan-jangan Hyo Bin adalah tunangan KwangMin atau HyunMin".

"Tidak, jangan-jangan mereka sudah di jodohkan".

Kalimat bertanya-tanya itu selalu ada di pikiran nya. Sial gara-gara anak baru itu dia cemburu. "Sebenarnya siapa dia? Aku harus mencari tau, agar pikiran ku ini tenang, dan tidak lagi penasaran". Batin Park Ah byul.

*Darrr...
Tiba-tiba HyunMin datang mengagetkan Park Ah byul. Ya HyunMin dan Ah byul satu kelas, dan beda kelas dengan KwangMin.

"Yak HyunMin-ssi kau mengagetkan ku eoh". Ah byul memegang dada nya yang terasa berdegup kencang, saking terkejut nya. Ya karena ia sedang sangat serius dengan lamunan nya.

"Hahaha Mian Mian, kau sedang apa melamun seperti itu". Tanya HyunMin kemudian duduk di kursi depan tapi menghadap Hyo Bin.

"Aku sedang memikirkan sesuatu". Balas Ah byul sambil menggunakan sebelah tangan nya untuk menompang dagu nya.

"Sudahlah tak perlu memikirkan aku". Ucap HyunMin tertawa kecil.

"Yak aku serius..". Ah byul mengangkat tangan nya yang sedang menompang dagu nya untuk menunjukkan kepalan tangan nya  yang greget ingin memukul HyunMin.

"Memang nya kau sedang memikirkan siapa?". HyunMin menurunkan tangan Ah byul yang mengepal dan masih terangkat.

"Aku penasaran dengan hubungan kau, dan KwangMin dengan Jung Hyo Bin".

"Kenapa penasaran?".

"Karena kalian begitu dekat".

"Jadi? Kau cemburu?".

"Yak! Siapa bilang aku cemburu karena KwangMin dekat dengan Hyo Bin..".

HyunMin mengepalkan tangan nya kuat-kuat. Apa yang Park Ah byul katakan? KwangMin? Ah tidak itu membuat hati HyunMin sakit dan sangat panas, rasanya seperti ada api yang berkobar-kobar di dalam hati nya.

HyunMin berusaha tersenyum yang sulit ia lakukan pada saat hatinya sakit. "Aku kan tidak mengatakan Kau cemburu karena KwangMin dekat dengan Hyo Bin".

Ah byul memalingkan wajah nya yang mulai merah karena malu.
"Yak HyunMin kau tau kan, aku ini menyukai Hyung mu dari dulu. Tapi dia tidak peka dengan perasaan ku, dia hanya menganggap semua perhatian ku adalah hanya sebatas teman". Ucap Ah byul lesu.

HyunMin memegang tangan Ah byul berusaha agar Ah byul tidak sedih,.setidaknya jika Ah byul lebih senang bersama Hyung nya. Itu malah membuat HyunMin senang karena bisa melihat Ah byul tersenyum terus.

"Kau cantik Ah byul, kau terus saja dekati dia. Aku yakin dia pasti akan menyukai mu..". Ucap HyunMin tersenyum palsu. Dalam hatinya terasa Di tusuk-tusuk ribuan pedang, rasanya sangat Sakit!.

Ah byul tersenyum senang, dan membalas pegangan tangan HyunMin. Melihat Senyuman Ah byul, rasa sakit di hati HyunMin perlahan menghilang.

"Terimakasih chingu".
Dan kalimat `Chingu` itu membuat hati nya kembali merasakan sakit.
Jadi ini yang Ah byul rasakan, saat orang yang ia cintai hanya menganggap nya teman? Ya Tuhan ini terasa sangat Sakit, aku tidak mau Ah byul merasakan hal ini lebih lama lagi. Aku harus berusaha mendekat kan ia dengan Hyung ku.

°°

Hyo Bin sedang berada di perpustakaan, ia murid baru dan harus mengejar materi yang tertinggal. Banyak tugas yang harus ia kerjakan, dan lebih stres nya lagi jika KwangMin mencari nya dan menyuruh nya untuk hal yang bisa KwangMin lakukan sendiri. Entah lah kenapa KwangMin senang sekali menindas Hyo Bin.

"Ah..sampai kapan aku berpacaran dengan buku-buku ini eoh". Hyo Bin merebahkan kepala nya di meja, rasanya sudah tidak mampu otak nya di paksa setiap hari belajar, Apa lagi jika KwangMin terus menganggu nya ia bisa gila!.

"Apa ada yang bisa aku bantu". Tiba-tiba muncul suara seorang pria yang berada di belakang nya. Hyo Bin memutar kan badan nya ke belakang.

Lee Jeongmin sedang berdiri di belakang nya dengan senyum khasnya.

"Jeongmin?".

Jeongmin tersenyum dan ikut bergabung duduk bersama Hyo Bin.

"Apa kau tidak setres, berkutat dengan buku-buku ini?".

Hyo Bin tertawa kecil. "Apa kau tidak melihat raut wajah ku? Kelopak mata ku yang seperti panda ini? Aku sangat setres, terlebih jika KwangMin mencari ku. Tapi untung lah dia sedang jinak tidak mengganggu ku".

Jeongmin tertawa kecil, mendengar kalimat jinak yang Hyo Bin tunjukkan untuk KwangMin. Walau sebenarnya dia penasaran dengan hubungan Hyo Bin dengan KwangMin dan HyunMin, tapi ia menahan diri untuk menanyakan nya. Karena ia sudah beberapa kali menanyakan hal tersebut pada mereka Hyo Bin, HyunMin, dan KwangMin tapi mereka menjawab nya dengan jawaban tidak memuaskan. Membuat Jeongmin masih penasaran.

"Kau butuh hiburan?".

"Em yaa, untuk merilekskan otak ku".

"Ikut aku..!". Jeongmin menarik tangan Hyo Bin membawa ny ke suatu tempat.

°°

HyunMin dan Ah byul sedang berada di kantin. Mereka melihat KwangMin dan teman-teman nya di sana. Ah byul tampak senang, ia pun merapihkan rambut nya, HyunMin melihat nya sedikit senang walaupun ia cemburu.

"Kau ingin bergabung dengan mereka?". Tanya HyunMin, dan mendapat angguk kan dari Ah byul.

HyunMin tersenyum tipis, kemudian menarik tangan Ah byul untuk mendekat dengan mereka.

"Annyeong HyunMin, Annyeong Ah byul .". Sapa Minwoo.

"Annyeong". Jawab Ah byul dan HyunMin bersamaan.

"Ah byul kau sudah makan? Kalau belum kau mau pesan apa, kami akan pesan makanan". Tanya KwangMin, membuat Ah byul sangat senang. HyunMin melihat nya hanya tersenyum ketir, hanya kalimat seperti itu saja mampu membuat Ah byul tersenyum senang.

"Belum, aku samakan saja dengan kau ". Jawab Ah byul tak lupa dengan senyum nya yang selalu terbentuk di bibir nya.

" Oya Jeongmin mana?". Tanya Hyunseong. Semua nya hanya menjawab dengan mengangkat bahu nya. `tidak tahu`

°°°

Jeongmin sedang memainkan piano di ruang musik, Hyo Bin mendengar kan alunan musik yang Jeongmin mainkan dengan sangat hikmat.

"Yeeee...". Hyo Bin bertepuk tangan saat Jeongmin selesai memainkan musik nya.

"Bagaimana kau terhibur".

"Em sangat terhibur". Jawab Hyo Bin cepat.

"Kalau kau butuh hiburan datang saja pada ku. Aku siap!".

Hyo Bin tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih..".

Bersambung...

Senin, 19 Oktober 2015

Fun fiction Boyfriend- My Lady Chapter 3

Annyeong Chingu^^ terimakasih sebelumnya yang berminat membaca Fun fiction punya ku. Silahkan lanjutkan membaca nya ^_^ selamat membaca...

"My Lady"
Chapter 3

*Cast
-Jo KwangMin
-Jo HyunMin
-No Minwoo
-Kim Donghyun
-Lee Jeongmin
-Shin Hyunseong
-Jung Hyo Bin

Rating = T
Genre = Comedy,Romance,           Konflik.

"MY LADY"
~He and He~

Cinta...kalimat itu sungguh sederhana, tapi cukup banyak mengandung arti. Cinta tidak bisa di lihat, tapi hanya bisa di rasakan oleh hati yang bergejolak saat bersama orang yang kau cintai.

Jeguk High School, korea selatan

Hyo Bin sedang berjalan di koridor sekolah, tujuan nya saat ini adalah mencari ruang guru. Sudah 20 menit ia berjalan mencari ruang guru di antara banyak nya ruangan kelas,laboratorium,perpustakaan,dll.

"Sial sekolah ini terlalu luas, dimana ruang guru. Apa aku harus meminta bantuan KwangMin atau HyunMin? Ah tidak, mereka pasti akan mengerjai ku. Dan aku juga sedang tidak mau bertemu mereka ". Hyo Bin mengoceh sendiri sambil menengok sana sini melihat ke setiap pintu yang terbuka, dan lagi-lagi kelas yang ia temukan.  Dan saat ia menengok ke salah satu ruangan, ia melihat KwangMin melalui jendela, terlihat KwangMin sedang bercanda tawa bersama teman-teman nya.

Entah kenapa Hyo Bin menyukai tawa KwangMin yang lepas itu. Tidak seperti tadi pagi, wajah nya penuh dengan kejutekan. Mata Hyo Bin tak lepas dari KwangMin, sehingga Tanpa sadar ia pun menabrak seseorang. Buku yang di bawa orang tersebut bertebaran dimana-mana.

KwangMin berhenti tertawa ketika melihat Hyo Bin yang menabrak orang. Ia pun tertawa kecil, kemudian berjalan mendekati Hyo Bin.

Hyo Bin segera berjongkok membantu memunguti buku-buku tersebut.

"Saya minta maaf". Ucap Hyo dengan cepat membungkukkan badan nya.

"Ck kau memang ceroboh". Ucap KwangMin yang kini sedang berdiri di bibir pintu.

Hyo Bin mendongkak kan kepala nya menatap sinis KwangMin.
Plis ini di sekolah jangan membuat aku malu, apa lagi di depan pria. Aku kan anak baru di sekolah ini, buat lah aku nyaman KwangMin-ahh.

"Tidak apa-apa..". Ucap pria itu sambil mengambil buku yang berada di tangan Hyo Bin.

"KwangMin...". Panggil teman-teman nya yang sedang bercanda bersama nya tadi. KwangMin menoleh, kemudian ia kembali bergabung dengan mereka. Dan tertawa lagi entah apa yang di bicarakan, yang pasti itu seru!.

Hyo Bin kembali menatap KwangMin, memperhatikan bibir nya yang sedang tertawa ceria. Rasanya Hyo Bin juga ikut terbawa ceria melihat senyum dan tawa KwangMin.

"Kau anak baru?". Pria itu membuyarkan perhatian Hyo Bin yang sedang memperhatikan KwangMin.

"Ah? Nde, Nama ku Jung Hyo Bin". Ucap Hyo Bin sambil mengulur kan tangan nya.

Pria itu tersenyum dan membalas uluran tangan Hyo Bin. "Nama ku No Minwoo. Kau panggil aku Minwoo saja. Emm kalau kau mau panggil aku Oppa juga boleh". Goda Minwoo kemudian tertawa.

Hyo Bin tersenyum malu. Ada rasa yang aneh yang kini melanda dirinya. Hati nya berdesir membuat tangan nya berkeringat dingin. Dan satu lagi, tiba-tiba perut nya terasa mules, Jantung nya berdetak lebih cepat. Dan Rasanya ada kupu-kupu terbang yang sedang mengelilingi nya.

Apa ini? Apakah ini cinta pada pandangan pertama?Ah tidak, ini tidak mungkin!.

"Kelas mu dimana?".

"A, aku belum tau. Aku sedang mencari ruang guru. Tapi dari tadi aku tidak menemukan nya. Kau bisa membantu ku?". Entah kenapa Hyo Bin merasa gugup berbicara dengan Minwoo, padahal sebelumnya dia tidak seperti ini.

"Baiklah akan ku antar. Mari!".

........

Suasana kelas KwangMin yang ramai, perlahan tertib. Ketika seorang guru bersama Hyo Bin memasuki kelas.

"Wah ada anak baru".
"Kira-kira orang tua nya memiliki harta apa saja ya?".
"Aku dengar tadi dia datang bersama KwangMin dan HyunMin".
"Sekaya apa dia?".

Murid-murid di kelas itu saling berbisik kepada teman sebangkunya melihat Hyo Bin yang sedang berdiri di depan sana.

"Anak-anak di kelas ini ada murid baru, jadi harap tenang agar dia bisa memperkenalkan diri dengan baik".

Semua murid tenang. Hyo Bin mulai memperkenalkan dirinya.

"Annyeong Haseyo Nama ku Jung Hyo Bin senang bertemu dengan kalian". Ucap Hyo Bin sambil membungkukkan badan nya.

"Ada pertanyaan?". Tanya guru itu.

"Apa pekerjaan orang tua Mu?".
"Dimana rumah mu?".
"Kenapa kau bisa bersama KwangMin dan HyunMin?".

Murid-murid melontarkan pertanyaan bertubi-tubi pada Hyo Bin. Jeongmin,Hyunseong,Donghyun yang belum tau, bahwa KwangMin telah mengenal Gadis itu menoleh ke arah KwangMin.

"Kau sudah mengenal nya?". Tanya Jeongmin yang duduk di samping nya.

KwangMin hanya diam. Ia takut kalau dijawab, Jeongmin akan menanyakan hal lebih tenang Hyo Bin.

"Em Ayah dan Ibuku...".

"Telah meninggal". Potong KwangMin, membuat semua nya menoleh ke arah nya. Termasuk Hyo Bin yang sedari tadi sedikit menunduk.

"Ayah dan Ibu nya telah meninggal. Dan mewariskan semu kekayaan nya pada putri satu-satu nya Jung Hyo Bin. Sekarang warisannya sedang di olah oleh saudara nya, karena Hyo Bin belum cukup bisa mengolah Warisan dari orang tua nya itu". Ucap KwangMin menjelaskan kepada murid-murid yang penasaran itu. Hyo Bin menatap bingung KwangMin, dan KwangMin mengisyaratkan melalui tatapan mata nya untuk `diam!.

"Saya rasa cukup perkenalan nya. Jika ada pertanyaan lagi, tanyakan nanti saat pelajaran selesai. Silahkan duduk Jung Hyo Bin".

Hyo Bin mengangguk, kemudian berjalan mendekati kursi kosong yang berada paling belakang, tepatnya di belakang Minwoo.

Minwoo memutarkan badan nya menghadap Hyo Bin. "Nah Hyo Bin, selamat belajar di Jeguk High School. Semoga kau betah disini". Ucap Minwoo menyambut Hyo Bin di kelas nya, sambil tersenyum dan mengedip kan mata nya yang errr..membuat Hyo Bin salah tingkah.

Apa yang dia lakukan? Oh hentikan. Itu cukup membuat jantung ini serasa ingin keluar

***

"Donghyun Hyung, aku sudah lapar. Ayo kita ke kantin". Ajak Jeongmin pada Donghyun yang masih sibuk memasukan buku-buku nya ke dalam tas.

"Nde, tunggu sebentar". Balas Donghyun.

Hyunseong dan Minwoo berdiri dari kursi nya, kemudian berjalan mendekati Jeongmin dan Donghyun.

"Kajja..!". Ucap Donghyun setelah selesai memasukkan buku-buku nya.

Donghyun melihat KwangMin yang masih diam di tempat. "Yak KwangMin. Kau tidak ikut ke kantin?".

"Ah? Ne. Aku akan menyusul. Kalian duluan saja". Jawab KwangMin, yang sedang menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Ah baiklah...". Balas Donghyun, kemudian mereka pergi.

"Hyo Bin kau tidak mau ke kantin?". Ucap KwangMin sambil berjalan mendekati meja Hyo Bin.

"Aku mau..". Balas Hyo Bin, kemudian berdiri dan pergi. Melihat itu KwangMin hanya mendengus kesal. Bagaimana tidak, dia sengaja berpura-pura menyibukkan dirinya dengan ponsel. Agar dia bisa pergi ke kantin bersama Hyo Bin, tapi Hyo Bin malah meninggalkan nya. Menyebalkan!.

.......

Hyo Bin sedang memilih makanan ringan di kantin. Ia melihat snack seperti cikiy *tau kan?*. Terlihat sebuah tulisan di bungkus snack tersebut `BERHADIAH jika beruntung` Hyo Bin tersenyum senang, itu mengingat kan masa kecil nya yang suka sekali dengan jajanan yang ada hadiah nya.

Hyo Bin mengambil 2 bungkus snack. Masing-masing tangan nya memegang satu snack, Lalu Hyo Bin mengocok-ngocok snack tersebut di dekat telinga nya. Terdengar suara riuh ketika Snack itu di kocok-kocok, Membuat orang-orang yang di sekitar nya memperhatikan Hyo Bin dengan tatapan aneh.

Hyo Bin sudah merasakan berat di salah satu bungkus tersebut, ia menaruh bungkus yang terasa ringan. Kemudian mengambil satu lagi snack, dan membandingkan nya lagi dengan snack yang pegang tadi. Lalu mengocok nya kembali.

KwangMin muncul di samping Hyo Bin. "Apa yang kau lakukan?". Tanya KwangMin heran.

"Aku sedang mencari harta karun di dalam snack ini". Jawab Hyo Bin. Membuat KwangMin semakin bingung.

"Ah berat yang mana? Ini atau ini?". Hyo Bin memberikan kedua snack yang berada di tangan nya.

KwangMin mengambil nya, dan menimbang-nimbang snack itu di telapak tangan nya.

"Yang ini...". Ucap KwangMin mengangkat snack yang menurut nya berat.

Hyo Bin segera mengambil snack itu, dan segera membuka nya.

"Hah? Sebuah Jepit". Ucap Hyo Bin sedikit kecewa, ia ingin mendapatkan uang dalam snack itu, itu kan lebih menyenangkan.

KwangMin tertawa dan baru mengerti apa maksud Hyo Bin mengocok-ngocol snack itu, dan bilang mencari harta karun di dalam nya.

KwangMin pun mulai mengambil dua bungkus snack, dan menimbang-nimbang nya.

"Menurut mu, berat yang mana?". Tanya KwangMin, memberikan snack yang berada di tangan nya.

Hyo Bin menocok-ngocok kedua snack itu. "Ini...". Ucap Hyo Bin setelah menemukan beban berat di salah satu snack.

KwangMin membuka nya. "Wah.....". Seru KwangMin, membuat Hyo Bin penasaran.
"Kau dapat apa?". Tanya Hyo Bin antusias.
" gantelan Pikachu!". Seru KwangMin, sambil mengangkat gantelan nya.

Seketika wajah Hyo Bin berubah jadi biasa saja. "Aku kira kau dapat uang.. Huh!".

"Ayo kita buka lagi..!!"..Seru KwangMin semangat.
"Ayo..!". Jawab Hyo Bin senang.

Hal yang dia lakukan semasa kecil itu, ternyata membuat KwangMin senang. Ia tampak semangat mengocok-ngocok snack nya.

Dari kejauhan Park Ah Byul, gadis yang menyukai KwangMin sejak pertama bertemu. Terlihat cemburu melihat anak baru itu bisa sedekat itu dengan KwangMin. Sedangkan dia, yang sudah mengenal KwangMin dari pertama ia masuk di sekolah Jeguk High School, tidak pernah sedekat itu dengan KwangMin.

***

KwangMin, HyunMin, dan Hyo Bin sedang berada di mobil. Mereka sedang dalam perjalanan pulang sekolah.

HyunMin duduk di belakang bersama KwangMin, ia sedang mendengarkan musik melalui earphone sambil bersandar pada punggung jok mobil.

Dan KwangMin. Ia sedang memejamkan matanya sambil bersandar pada punggung jok mobil, dan melipat tangan nya di dada.

Lalu Hyo Bin duduk di depan, matanya menatap kosong pada jalanan.

"Ayah dan Ibu nya telah meninggal. Dan mewariskan semu kekayaan nya pada putri satu-satu nya Hyo Bin. Sekarang warisannya sedang di olah oleh saudara nya, karena Hyo Bin belum cukup bisa mengolah Warisan dari orang lain nya itu".
Tiba-tiba saja kalimat itu masuk ke dalam lamunan Hyo Bin.

"KwangMin..". Panggil Hyo Bin memecahkan keheningan yang tercipta di dalam mobil sedari tadi.

"Ne?".

"Kenapa kau bilang pada mereka. Kalau aku mempunyai harta warisan dari orang tua ku? Apa kau sedang menghina ku?".

KwangMin membuka mata nya mendengar pertanyaan itu.
"Bukan maksud ku menghina mu. Kau tau Jeguk High School, murid-murid nya anak dari orang kaya semua. Kalau mereka tau kau seorang pelayan ku dan sekolah karena beasiswa. Kau akan di bully oleh mereka. Dan aku tidak mau itu terjadi". Jawab KwangMin kemudian ia kembali memejam kan mata nya.

Hati Hyo Bin tersentuh saat mendengar kalau KwangMin tidak ingin dirinya di bully oleh Murid-murid di sana. Entah kenapa hati nya merasa senang. Tak terasa bibir nya pun membentuk sebuah senyuman manis.

***

Hyo Bin sedang berada di meja makan khusus untuk pembantu. Ia sedang memakan mie instan langsung di panci nya. Di kejauhan KwangMin tak sengaja lewat dan melihat Hyo Bin, yang terlihat lezat menikmati mie nya. KwangMin tertawa kecil kemudian  menghampiri Hyo Bin.

"Kau sedang apa?". Tanya KwangMin kemudian duduk di depan Hyo Bin.

"Kau tidak lihat aku sedang apa?".
Jawab Hyo Bin, sambil meniup-niup Mie yang akan ia makan.

"Aku lapar". Ujar KwangMin mengelus-elus perut nya.

"Lalu?".

"Yak kau tidak mengerti eoh? Itu artinya aku menyuruh mu untuk mengambilkan aku makan". Ucap KwangMin sedikit kesal Hyo Bin tidak peka dengan kalimat nya tadi.

"Kau punya tangan kan? Kau bisa mengambil nya sendiri!". Balas Hyo Bin tidak perduli, ia terus saja asik makan.

"Kau kan pelayan ku, cepat Ambilkan!".

Hyo Bin memejam kan mata nya, dan mengeraskan rahang nya kesal. Ia tidak suka, di ganggu saat makan, tapi apa boleh buat KwangMin menguasai dirinya dengan kalimat "kau ini pelayan ku" mau tidak mau dia harus menuruti perintah nya.

Hyo Bin meletakkan sumpit nya dengan sedikit membanting, kemudian segera pergi mengambil kan makanan untuk KwangMin.

KwangMin tertawa kecil, Entah kenapa KwangMin menyukai wajah Hyo Bin di saat sedang kesal atau marah. Menurutnya Hyo Bin terlihat Lucu dan menggemaskan di saat sedang marah.

Hyo Bin kembali dengan membawa makanan untuk KwangMin.

"Ini..". Hyo Bin meletakkan makanan yang ia bawa di depan KwangMin. Kemudian ia duduk di kursi yang tadi ia duduki dan melanjutkan makan nya.

"Yak Hyo Bin-ssi Aku tidak mau makanan ini, aku mau makan mie seperti dirimu". Ucap KwangMin, Lalu mendorong pelan makanan nya.

"Mwo? Arghh kau ini kenapa selalu menganggu ku?". Celoteh Hyo Bin kemudian pergi lagi ke dapur memasakkan Mie untuk KwangMin.

"Orang kaya yang aneh. Kenapa dia memilih untuk memakan mie, ketimbang memakan-makanan yang jauh lebih enak dari mie". Hyo Bin berbicara sendiri saat sedang memasak mie. Ia sangat heran dengan majikan nya itu, hal yang dia lakukan sepertinya di sukai oleh KwangMin.

Setelah beberapa menit, Hyo Bin di dapur, akhirnya ia selesai memasak mie nya. Dan segera menghidangkan mie nya pada KwangMin.

"Yak! Aku kan bilang, aku ingin makan mie seperti dirimu. Siapa yang menyuruh mu untuk menghidangkan nya di Mangkuk eoh? Cah... kau memang bodoh".

"Mwo? Kau bilang apa? Bodoh? Kau ini orang kaya yang aneh".

"Cepat Ulangi!".

Hyo Bin kembali ke dapur. Mengepalkan tangan nya, sepertinya dia mulai terganggu oleh KwangMin, dan telinga nya sudah bosan mendengar kalimat "ULANGI" yang selalu KwangMin ucapkan. Ia sangat membenci kalimat itu, karena kalimat itu membuat ia harus kembali mengerjakan perintah KwangMin.

"Ckk..KwangMin kau ingin merasakan mie special buatan ku eoh? Oke aku akan membuat nya. Aku yakin ini mie yang terenak yang pernah kau coba hahahaha". Hyo Bin memasukan empat sendok garam, memasukan lada, memasukan bubuk cabe dengan sangat banyak.

Hyo Bin mengibas kan rambut nya dengan ekspresi puas. Kemudian mengangkat panci nya dengan senyum Evil nya.

"Masakan Mie ala chef Hyo Bin special untuk tuan KwangMin. Hahahaha".

Hyo Bin berjalan dengan semangat untuk menghidangkan makanan itu.

Namun sesampainya di meja, KwangMin sudah memakan habis mie milik nya.

Hyo Bin melotot "kenapa kau memakan mie ku?". Sambar Hyo Bin ketika KwangMin sedang meminum kuah mie nya.

"Habis kau lama hehehe, ya sudah sebagai gantinya kau makan saja mie punya ku..".

"M-mwo? Ti,tidak ini untuk mu".
Hyo Bin segera menaruh panci nya di hadapan KwangMin.

"Hemm baiklah...". KwangMin mulai mengambil sumpit nya, dan Hyo Bin sudah tersenyum saat KwangMin hendak memasukkan mie nya kedalam mulut.

"Iya, iya rasakan hahaha". Batin Hyo Bin, greget rasanya ia ingin sekali memasukan mie itu kedalam mulut KwangMin sebanyak-banyak nya.  Kemudian ia akan tertawa puas melihat KwangMin meneteskan air mata nya karena keasinan dan kepedasan, haha itu pasti sangat menyenangkan.

Saat sebentar lagi mie itu masuk ke dalam mulut nya. KwangMin berhenti dan tidak jadi memakan mie nya, membuat Hyo Bin kecewa karena ia ingin melihat Wajah KwangMin yang keasinan dan kepedasan. Tapi kenapa KwangMin malah meletakkan kembali sumpit nya. Argh sial!

"Ahh aku kenyang.. Kau sajalah yang makan". KwangMin memberikan mie nya pada Hyo Bin.

"M,mwo? Aku?tidak aku sudah kenyang". Hyo Bin mendorong panci nya ke arah KwangMin.

"Bagaimana kau kenyang? Aku lihat tadi kau baru saja memakan nya sedikit. Ayo kau harus makan!". KwangMin mengambil kan mie untuk di masukan ke dalam mulut Hyo Bin.

"Aku tidak mau..!". Tolak Hyo Bin menutup mulut nya.

"Kenapa? Apa kau menaruh racun pada makanan ku?".

"Ah ma,mana mungkin kau gila ya. Aku tidak sejahat itu".

"Kalau begitu makanlah..A,a". KwangMin menyuapi Hyo Bin dan terus memaksa Hyo Bin untuk memakan mie nya.

Mau tidak mau ia pun harus memakan mie special buatan nya.
"Am...". Hyo Bin telah memakan mie nya, dengan terpaksa ia mengunyah mie yang terasa asin pedas itu. Ia pun mengingat berapa sendok garam yang telah ia masukan ke dalam mie nya.

"Kenapa mata mu seperti ingin menangis? Apa kau terharu karena majikan mu yang tampan ini perhatian pada mu?". Ujar KwangMin tertawa, sambil terus menyuapi Hyo Bin.

Sialan aku bisa darah tinggi kalau sampai menghabiskan mie ini, Huek siapa pun tolong aku

Dari kejauhan tampak seorang pria jangkung memakai jas hitam memperhatikan mereka, ia pun diam-diam memotret mereka melalui ponsel nya.

"Aku harus melaporkan hal ini pada tua Jo, jangan sampai terlambat".

Bersambung..