Senin, 19 Oktober 2015

Fun fiction Boyfriend- My Lady Chapter 3

Annyeong Chingu^^ terimakasih sebelumnya yang berminat membaca Fun fiction punya ku. Silahkan lanjutkan membaca nya ^_^ selamat membaca...

"My Lady"
Chapter 3

*Cast
-Jo KwangMin
-Jo HyunMin
-No Minwoo
-Kim Donghyun
-Lee Jeongmin
-Shin Hyunseong
-Jung Hyo Bin

Rating = T
Genre = Comedy,Romance,           Konflik.

"MY LADY"
~He and He~

Cinta...kalimat itu sungguh sederhana, tapi cukup banyak mengandung arti. Cinta tidak bisa di lihat, tapi hanya bisa di rasakan oleh hati yang bergejolak saat bersama orang yang kau cintai.

Jeguk High School, korea selatan

Hyo Bin sedang berjalan di koridor sekolah, tujuan nya saat ini adalah mencari ruang guru. Sudah 20 menit ia berjalan mencari ruang guru di antara banyak nya ruangan kelas,laboratorium,perpustakaan,dll.

"Sial sekolah ini terlalu luas, dimana ruang guru. Apa aku harus meminta bantuan KwangMin atau HyunMin? Ah tidak, mereka pasti akan mengerjai ku. Dan aku juga sedang tidak mau bertemu mereka ". Hyo Bin mengoceh sendiri sambil menengok sana sini melihat ke setiap pintu yang terbuka, dan lagi-lagi kelas yang ia temukan.  Dan saat ia menengok ke salah satu ruangan, ia melihat KwangMin melalui jendela, terlihat KwangMin sedang bercanda tawa bersama teman-teman nya.

Entah kenapa Hyo Bin menyukai tawa KwangMin yang lepas itu. Tidak seperti tadi pagi, wajah nya penuh dengan kejutekan. Mata Hyo Bin tak lepas dari KwangMin, sehingga Tanpa sadar ia pun menabrak seseorang. Buku yang di bawa orang tersebut bertebaran dimana-mana.

KwangMin berhenti tertawa ketika melihat Hyo Bin yang menabrak orang. Ia pun tertawa kecil, kemudian berjalan mendekati Hyo Bin.

Hyo Bin segera berjongkok membantu memunguti buku-buku tersebut.

"Saya minta maaf". Ucap Hyo dengan cepat membungkukkan badan nya.

"Ck kau memang ceroboh". Ucap KwangMin yang kini sedang berdiri di bibir pintu.

Hyo Bin mendongkak kan kepala nya menatap sinis KwangMin.
Plis ini di sekolah jangan membuat aku malu, apa lagi di depan pria. Aku kan anak baru di sekolah ini, buat lah aku nyaman KwangMin-ahh.

"Tidak apa-apa..". Ucap pria itu sambil mengambil buku yang berada di tangan Hyo Bin.

"KwangMin...". Panggil teman-teman nya yang sedang bercanda bersama nya tadi. KwangMin menoleh, kemudian ia kembali bergabung dengan mereka. Dan tertawa lagi entah apa yang di bicarakan, yang pasti itu seru!.

Hyo Bin kembali menatap KwangMin, memperhatikan bibir nya yang sedang tertawa ceria. Rasanya Hyo Bin juga ikut terbawa ceria melihat senyum dan tawa KwangMin.

"Kau anak baru?". Pria itu membuyarkan perhatian Hyo Bin yang sedang memperhatikan KwangMin.

"Ah? Nde, Nama ku Jung Hyo Bin". Ucap Hyo Bin sambil mengulur kan tangan nya.

Pria itu tersenyum dan membalas uluran tangan Hyo Bin. "Nama ku No Minwoo. Kau panggil aku Minwoo saja. Emm kalau kau mau panggil aku Oppa juga boleh". Goda Minwoo kemudian tertawa.

Hyo Bin tersenyum malu. Ada rasa yang aneh yang kini melanda dirinya. Hati nya berdesir membuat tangan nya berkeringat dingin. Dan satu lagi, tiba-tiba perut nya terasa mules, Jantung nya berdetak lebih cepat. Dan Rasanya ada kupu-kupu terbang yang sedang mengelilingi nya.

Apa ini? Apakah ini cinta pada pandangan pertama?Ah tidak, ini tidak mungkin!.

"Kelas mu dimana?".

"A, aku belum tau. Aku sedang mencari ruang guru. Tapi dari tadi aku tidak menemukan nya. Kau bisa membantu ku?". Entah kenapa Hyo Bin merasa gugup berbicara dengan Minwoo, padahal sebelumnya dia tidak seperti ini.

"Baiklah akan ku antar. Mari!".

........

Suasana kelas KwangMin yang ramai, perlahan tertib. Ketika seorang guru bersama Hyo Bin memasuki kelas.

"Wah ada anak baru".
"Kira-kira orang tua nya memiliki harta apa saja ya?".
"Aku dengar tadi dia datang bersama KwangMin dan HyunMin".
"Sekaya apa dia?".

Murid-murid di kelas itu saling berbisik kepada teman sebangkunya melihat Hyo Bin yang sedang berdiri di depan sana.

"Anak-anak di kelas ini ada murid baru, jadi harap tenang agar dia bisa memperkenalkan diri dengan baik".

Semua murid tenang. Hyo Bin mulai memperkenalkan dirinya.

"Annyeong Haseyo Nama ku Jung Hyo Bin senang bertemu dengan kalian". Ucap Hyo Bin sambil membungkukkan badan nya.

"Ada pertanyaan?". Tanya guru itu.

"Apa pekerjaan orang tua Mu?".
"Dimana rumah mu?".
"Kenapa kau bisa bersama KwangMin dan HyunMin?".

Murid-murid melontarkan pertanyaan bertubi-tubi pada Hyo Bin. Jeongmin,Hyunseong,Donghyun yang belum tau, bahwa KwangMin telah mengenal Gadis itu menoleh ke arah KwangMin.

"Kau sudah mengenal nya?". Tanya Jeongmin yang duduk di samping nya.

KwangMin hanya diam. Ia takut kalau dijawab, Jeongmin akan menanyakan hal lebih tenang Hyo Bin.

"Em Ayah dan Ibuku...".

"Telah meninggal". Potong KwangMin, membuat semua nya menoleh ke arah nya. Termasuk Hyo Bin yang sedari tadi sedikit menunduk.

"Ayah dan Ibu nya telah meninggal. Dan mewariskan semu kekayaan nya pada putri satu-satu nya Jung Hyo Bin. Sekarang warisannya sedang di olah oleh saudara nya, karena Hyo Bin belum cukup bisa mengolah Warisan dari orang tua nya itu". Ucap KwangMin menjelaskan kepada murid-murid yang penasaran itu. Hyo Bin menatap bingung KwangMin, dan KwangMin mengisyaratkan melalui tatapan mata nya untuk `diam!.

"Saya rasa cukup perkenalan nya. Jika ada pertanyaan lagi, tanyakan nanti saat pelajaran selesai. Silahkan duduk Jung Hyo Bin".

Hyo Bin mengangguk, kemudian berjalan mendekati kursi kosong yang berada paling belakang, tepatnya di belakang Minwoo.

Minwoo memutarkan badan nya menghadap Hyo Bin. "Nah Hyo Bin, selamat belajar di Jeguk High School. Semoga kau betah disini". Ucap Minwoo menyambut Hyo Bin di kelas nya, sambil tersenyum dan mengedip kan mata nya yang errr..membuat Hyo Bin salah tingkah.

Apa yang dia lakukan? Oh hentikan. Itu cukup membuat jantung ini serasa ingin keluar

***

"Donghyun Hyung, aku sudah lapar. Ayo kita ke kantin". Ajak Jeongmin pada Donghyun yang masih sibuk memasukan buku-buku nya ke dalam tas.

"Nde, tunggu sebentar". Balas Donghyun.

Hyunseong dan Minwoo berdiri dari kursi nya, kemudian berjalan mendekati Jeongmin dan Donghyun.

"Kajja..!". Ucap Donghyun setelah selesai memasukkan buku-buku nya.

Donghyun melihat KwangMin yang masih diam di tempat. "Yak KwangMin. Kau tidak ikut ke kantin?".

"Ah? Ne. Aku akan menyusul. Kalian duluan saja". Jawab KwangMin, yang sedang menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Ah baiklah...". Balas Donghyun, kemudian mereka pergi.

"Hyo Bin kau tidak mau ke kantin?". Ucap KwangMin sambil berjalan mendekati meja Hyo Bin.

"Aku mau..". Balas Hyo Bin, kemudian berdiri dan pergi. Melihat itu KwangMin hanya mendengus kesal. Bagaimana tidak, dia sengaja berpura-pura menyibukkan dirinya dengan ponsel. Agar dia bisa pergi ke kantin bersama Hyo Bin, tapi Hyo Bin malah meninggalkan nya. Menyebalkan!.

.......

Hyo Bin sedang memilih makanan ringan di kantin. Ia melihat snack seperti cikiy *tau kan?*. Terlihat sebuah tulisan di bungkus snack tersebut `BERHADIAH jika beruntung` Hyo Bin tersenyum senang, itu mengingat kan masa kecil nya yang suka sekali dengan jajanan yang ada hadiah nya.

Hyo Bin mengambil 2 bungkus snack. Masing-masing tangan nya memegang satu snack, Lalu Hyo Bin mengocok-ngocok snack tersebut di dekat telinga nya. Terdengar suara riuh ketika Snack itu di kocok-kocok, Membuat orang-orang yang di sekitar nya memperhatikan Hyo Bin dengan tatapan aneh.

Hyo Bin sudah merasakan berat di salah satu bungkus tersebut, ia menaruh bungkus yang terasa ringan. Kemudian mengambil satu lagi snack, dan membandingkan nya lagi dengan snack yang pegang tadi. Lalu mengocok nya kembali.

KwangMin muncul di samping Hyo Bin. "Apa yang kau lakukan?". Tanya KwangMin heran.

"Aku sedang mencari harta karun di dalam snack ini". Jawab Hyo Bin. Membuat KwangMin semakin bingung.

"Ah berat yang mana? Ini atau ini?". Hyo Bin memberikan kedua snack yang berada di tangan nya.

KwangMin mengambil nya, dan menimbang-nimbang snack itu di telapak tangan nya.

"Yang ini...". Ucap KwangMin mengangkat snack yang menurut nya berat.

Hyo Bin segera mengambil snack itu, dan segera membuka nya.

"Hah? Sebuah Jepit". Ucap Hyo Bin sedikit kecewa, ia ingin mendapatkan uang dalam snack itu, itu kan lebih menyenangkan.

KwangMin tertawa dan baru mengerti apa maksud Hyo Bin mengocok-ngocol snack itu, dan bilang mencari harta karun di dalam nya.

KwangMin pun mulai mengambil dua bungkus snack, dan menimbang-nimbang nya.

"Menurut mu, berat yang mana?". Tanya KwangMin, memberikan snack yang berada di tangan nya.

Hyo Bin menocok-ngocok kedua snack itu. "Ini...". Ucap Hyo Bin setelah menemukan beban berat di salah satu snack.

KwangMin membuka nya. "Wah.....". Seru KwangMin, membuat Hyo Bin penasaran.
"Kau dapat apa?". Tanya Hyo Bin antusias.
" gantelan Pikachu!". Seru KwangMin, sambil mengangkat gantelan nya.

Seketika wajah Hyo Bin berubah jadi biasa saja. "Aku kira kau dapat uang.. Huh!".

"Ayo kita buka lagi..!!"..Seru KwangMin semangat.
"Ayo..!". Jawab Hyo Bin senang.

Hal yang dia lakukan semasa kecil itu, ternyata membuat KwangMin senang. Ia tampak semangat mengocok-ngocok snack nya.

Dari kejauhan Park Ah Byul, gadis yang menyukai KwangMin sejak pertama bertemu. Terlihat cemburu melihat anak baru itu bisa sedekat itu dengan KwangMin. Sedangkan dia, yang sudah mengenal KwangMin dari pertama ia masuk di sekolah Jeguk High School, tidak pernah sedekat itu dengan KwangMin.

***

KwangMin, HyunMin, dan Hyo Bin sedang berada di mobil. Mereka sedang dalam perjalanan pulang sekolah.

HyunMin duduk di belakang bersama KwangMin, ia sedang mendengarkan musik melalui earphone sambil bersandar pada punggung jok mobil.

Dan KwangMin. Ia sedang memejamkan matanya sambil bersandar pada punggung jok mobil, dan melipat tangan nya di dada.

Lalu Hyo Bin duduk di depan, matanya menatap kosong pada jalanan.

"Ayah dan Ibu nya telah meninggal. Dan mewariskan semu kekayaan nya pada putri satu-satu nya Hyo Bin. Sekarang warisannya sedang di olah oleh saudara nya, karena Hyo Bin belum cukup bisa mengolah Warisan dari orang lain nya itu".
Tiba-tiba saja kalimat itu masuk ke dalam lamunan Hyo Bin.

"KwangMin..". Panggil Hyo Bin memecahkan keheningan yang tercipta di dalam mobil sedari tadi.

"Ne?".

"Kenapa kau bilang pada mereka. Kalau aku mempunyai harta warisan dari orang tua ku? Apa kau sedang menghina ku?".

KwangMin membuka mata nya mendengar pertanyaan itu.
"Bukan maksud ku menghina mu. Kau tau Jeguk High School, murid-murid nya anak dari orang kaya semua. Kalau mereka tau kau seorang pelayan ku dan sekolah karena beasiswa. Kau akan di bully oleh mereka. Dan aku tidak mau itu terjadi". Jawab KwangMin kemudian ia kembali memejam kan mata nya.

Hati Hyo Bin tersentuh saat mendengar kalau KwangMin tidak ingin dirinya di bully oleh Murid-murid di sana. Entah kenapa hati nya merasa senang. Tak terasa bibir nya pun membentuk sebuah senyuman manis.

***

Hyo Bin sedang berada di meja makan khusus untuk pembantu. Ia sedang memakan mie instan langsung di panci nya. Di kejauhan KwangMin tak sengaja lewat dan melihat Hyo Bin, yang terlihat lezat menikmati mie nya. KwangMin tertawa kecil kemudian  menghampiri Hyo Bin.

"Kau sedang apa?". Tanya KwangMin kemudian duduk di depan Hyo Bin.

"Kau tidak lihat aku sedang apa?".
Jawab Hyo Bin, sambil meniup-niup Mie yang akan ia makan.

"Aku lapar". Ujar KwangMin mengelus-elus perut nya.

"Lalu?".

"Yak kau tidak mengerti eoh? Itu artinya aku menyuruh mu untuk mengambilkan aku makan". Ucap KwangMin sedikit kesal Hyo Bin tidak peka dengan kalimat nya tadi.

"Kau punya tangan kan? Kau bisa mengambil nya sendiri!". Balas Hyo Bin tidak perduli, ia terus saja asik makan.

"Kau kan pelayan ku, cepat Ambilkan!".

Hyo Bin memejam kan mata nya, dan mengeraskan rahang nya kesal. Ia tidak suka, di ganggu saat makan, tapi apa boleh buat KwangMin menguasai dirinya dengan kalimat "kau ini pelayan ku" mau tidak mau dia harus menuruti perintah nya.

Hyo Bin meletakkan sumpit nya dengan sedikit membanting, kemudian segera pergi mengambil kan makanan untuk KwangMin.

KwangMin tertawa kecil, Entah kenapa KwangMin menyukai wajah Hyo Bin di saat sedang kesal atau marah. Menurutnya Hyo Bin terlihat Lucu dan menggemaskan di saat sedang marah.

Hyo Bin kembali dengan membawa makanan untuk KwangMin.

"Ini..". Hyo Bin meletakkan makanan yang ia bawa di depan KwangMin. Kemudian ia duduk di kursi yang tadi ia duduki dan melanjutkan makan nya.

"Yak Hyo Bin-ssi Aku tidak mau makanan ini, aku mau makan mie seperti dirimu". Ucap KwangMin, Lalu mendorong pelan makanan nya.

"Mwo? Arghh kau ini kenapa selalu menganggu ku?". Celoteh Hyo Bin kemudian pergi lagi ke dapur memasakkan Mie untuk KwangMin.

"Orang kaya yang aneh. Kenapa dia memilih untuk memakan mie, ketimbang memakan-makanan yang jauh lebih enak dari mie". Hyo Bin berbicara sendiri saat sedang memasak mie. Ia sangat heran dengan majikan nya itu, hal yang dia lakukan sepertinya di sukai oleh KwangMin.

Setelah beberapa menit, Hyo Bin di dapur, akhirnya ia selesai memasak mie nya. Dan segera menghidangkan mie nya pada KwangMin.

"Yak! Aku kan bilang, aku ingin makan mie seperti dirimu. Siapa yang menyuruh mu untuk menghidangkan nya di Mangkuk eoh? Cah... kau memang bodoh".

"Mwo? Kau bilang apa? Bodoh? Kau ini orang kaya yang aneh".

"Cepat Ulangi!".

Hyo Bin kembali ke dapur. Mengepalkan tangan nya, sepertinya dia mulai terganggu oleh KwangMin, dan telinga nya sudah bosan mendengar kalimat "ULANGI" yang selalu KwangMin ucapkan. Ia sangat membenci kalimat itu, karena kalimat itu membuat ia harus kembali mengerjakan perintah KwangMin.

"Ckk..KwangMin kau ingin merasakan mie special buatan ku eoh? Oke aku akan membuat nya. Aku yakin ini mie yang terenak yang pernah kau coba hahahaha". Hyo Bin memasukan empat sendok garam, memasukan lada, memasukan bubuk cabe dengan sangat banyak.

Hyo Bin mengibas kan rambut nya dengan ekspresi puas. Kemudian mengangkat panci nya dengan senyum Evil nya.

"Masakan Mie ala chef Hyo Bin special untuk tuan KwangMin. Hahahaha".

Hyo Bin berjalan dengan semangat untuk menghidangkan makanan itu.

Namun sesampainya di meja, KwangMin sudah memakan habis mie milik nya.

Hyo Bin melotot "kenapa kau memakan mie ku?". Sambar Hyo Bin ketika KwangMin sedang meminum kuah mie nya.

"Habis kau lama hehehe, ya sudah sebagai gantinya kau makan saja mie punya ku..".

"M-mwo? Ti,tidak ini untuk mu".
Hyo Bin segera menaruh panci nya di hadapan KwangMin.

"Hemm baiklah...". KwangMin mulai mengambil sumpit nya, dan Hyo Bin sudah tersenyum saat KwangMin hendak memasukkan mie nya kedalam mulut.

"Iya, iya rasakan hahaha". Batin Hyo Bin, greget rasanya ia ingin sekali memasukan mie itu kedalam mulut KwangMin sebanyak-banyak nya.  Kemudian ia akan tertawa puas melihat KwangMin meneteskan air mata nya karena keasinan dan kepedasan, haha itu pasti sangat menyenangkan.

Saat sebentar lagi mie itu masuk ke dalam mulut nya. KwangMin berhenti dan tidak jadi memakan mie nya, membuat Hyo Bin kecewa karena ia ingin melihat Wajah KwangMin yang keasinan dan kepedasan. Tapi kenapa KwangMin malah meletakkan kembali sumpit nya. Argh sial!

"Ahh aku kenyang.. Kau sajalah yang makan". KwangMin memberikan mie nya pada Hyo Bin.

"M,mwo? Aku?tidak aku sudah kenyang". Hyo Bin mendorong panci nya ke arah KwangMin.

"Bagaimana kau kenyang? Aku lihat tadi kau baru saja memakan nya sedikit. Ayo kau harus makan!". KwangMin mengambil kan mie untuk di masukan ke dalam mulut Hyo Bin.

"Aku tidak mau..!". Tolak Hyo Bin menutup mulut nya.

"Kenapa? Apa kau menaruh racun pada makanan ku?".

"Ah ma,mana mungkin kau gila ya. Aku tidak sejahat itu".

"Kalau begitu makanlah..A,a". KwangMin menyuapi Hyo Bin dan terus memaksa Hyo Bin untuk memakan mie nya.

Mau tidak mau ia pun harus memakan mie special buatan nya.
"Am...". Hyo Bin telah memakan mie nya, dengan terpaksa ia mengunyah mie yang terasa asin pedas itu. Ia pun mengingat berapa sendok garam yang telah ia masukan ke dalam mie nya.

"Kenapa mata mu seperti ingin menangis? Apa kau terharu karena majikan mu yang tampan ini perhatian pada mu?". Ujar KwangMin tertawa, sambil terus menyuapi Hyo Bin.

Sialan aku bisa darah tinggi kalau sampai menghabiskan mie ini, Huek siapa pun tolong aku

Dari kejauhan tampak seorang pria jangkung memakai jas hitam memperhatikan mereka, ia pun diam-diam memotret mereka melalui ponsel nya.

"Aku harus melaporkan hal ini pada tua Jo, jangan sampai terlambat".

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar